PROFESI
KEPENDIDIKAN
![](file:///C:/DOCUME~1/HANI/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
Oleh
KELOMPOK VI
ARMANTO
(A2D1 09179)
WAHAR
NINA (A2D1 09163)
NURMILA
(A2D1
09135)
YUSRAN
LABANDE (A2D1 09143)
NENI
HARTINI (A2D1 09176)
MINARTIN (A2D1 09170)
KASMIN (A2D1 09126)
SARTIKA (A2D1 09157)
JURUSAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2011
DAFTAR
ISI
SAMPUL i
DAFTAR
ISI ii
KATA
PENGANTAR iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1
LATAR BELAKANG 1
1.2
RUMUSAN MASALAH 1
1.3
TUJUAN 2
1.4
MANFAAT 2
BAB II PEMBAHASAN 3
TANTANGAN
MASALAH KEPENDIDIKAN 3
A.PROBLEMATIKA
PROFESI KEPENDIDIKAN 3
B.TANTANGAN
PROFESI GURU 3
C.
REALITAS DI LAPANGAN 4
D.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PROFESIONALISME GURU 4
E. UPAYA
MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU 5
DAFTAR PUSTAKA 6
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur senantiasa kita panjatkan atas kehadirat
allah SWT karena atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat mnyelesaikan makalah ini sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri
kami.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Makalah ini ditulis agar
melatih kemampuan kami dalam memecahkan suatu masalah yang kita hadapi
khususnya bagi kami sebagai calon guru.
Dan tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. sehingga makalah yang berjudul “tantangan dan masalah kependidikan” dapat terselesaikan sesuai waktu yang ditentukan.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ada
beberapa istilah yang perlu diketahui
salah satunya yaitu, keguruan
yang artinya pekerjaan sebagai guru.jadi ia dalah salah satu kerja (profesion), sebagai seorang guru
professional, maka ia harus patuh terhadap
berbagai syarat yang dikenakan seperti halnya
pada pekerjaan lainnya yang di
sebut “kode etik”.
Peran
guru dan tugas guru sebagai salah satu factor
determinan bagi keberhasilan pendidikan, maka keberadaan dan peningkatan
profesi guru menjadi wacana penting. Di mana pengembangan profesionalisme
seorang guru menjadi tantangan tersendiri dalam implementasinya.
Tugas
guru adalah membantu peserta didik agar mampu melakukan adaptasi terhadap
berbagai tantangan kehidupan serta
desakan yang brkembang dalam dirinya. Tugas mulia itu menjadi tantangan berat
karena bukan saja guru harus
mempersiapkan generasai muda memasuki abad pengetahuan , melainkan harus
mempersiapkan diri agar tetap eksis, baik sebagai individu maupun sebagai
professional.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas, masalah yang akan dibahas dalam makalah ini dapat di rumuskan sebagai
berikut:
1. Apa
tantangan menjadi guru yang profesional?
2. Masalah
apa saja yang ada pada dunia pendidikan sekarang ini?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah:
1. Memahami
problematika profesi kependidikan.
2. Menjelaskan
tentang tantangan profesi guru.
1.4.
Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah:
1. Dapat
menimgkatkan pengetahuan tentang problematika profesi pendidikan.
2. Diharapkan
menjadi pembelajaran untuk menjadi guru yang professional.
3. Diharapkan
dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
TANTANGAN
DAN MASALAH KEPENDIDIKAN
A. Problematika profesi kependidikan
Ada
beberapa istilah yang perlu diketahui, yaitu ;
·
pertama adalah keguruan yang artinya
pekerjaan sebagai guru. Jadi ia adalah salah satu kerja (profession)
sebagaimana dengan halnya dengan pekerjaan yang lain seprti: akuntan, dokter,
perniangaan dan lain-lain.
·
Kedua kode etik adalah aturan-aturan yang disepakati bersama-sama
oleh para ahli yang mengamalkanya.
·
Ketiga adalah pengamalan, pada dasar nya
pekerjaan semua mmentingkan amalan
karena setiap pekerja disebut pengamal(practitioner).
Dalam Educational Ladership (1993) Ronald
Brand menyatakan bahwa “ hampir semua usaha reformasi dalam pendidikan seperti
pembaharuan kurikulum dan pnerapan metode mengajar baru, akhirya kembali
bergantung pada guru. Tanpa mereka menguasai bahan pelajaran dan strategi
belajar mengajar , tanpa mereka dapat mendorong siswanya untuk belajar
sungguh-sungguh guna mencapai prestasi yang tinggi, maka segala upaya
peningkatan mutu pendidikan tidak akan mencapai hasil yang maksimal.
B.
Tantangan Profesi Guru
Ada
beberapa factor yang berkaitan dengan beratnya tantangan yang dihadapi oleh
profesi keguruan saat ini, seperti yang
dikemukakan oleh DEdi Supardi (1999:104) sebagai berikut :
1. Kekurangan
jelasan tentang definisi profesi keguruan itu sendiri.
Pada dasarnya kekurang
jelasan mengenai definisi profesi keguruan
di karnakan bidang garapanya yang khas dan tingkat keahlian yang di
tuntut dari pemegang profesi itu
sendiri. Arinya masih ada orang yang belum betul-betul memahami apa itu profesi
keguruan, akan tetapi sudah mlaksanakan profesi tersebut .
2. Desakan
masyarakat dan sekolah akan guru.
Kenyataan sepanjang
sejarah profesi keguruan menunjukan bahwa desakan kebutuhan masyarakat dan
sekolah akan guru membuat profesi ini tidak cukup terlindungi dari terjadinya
gangguan dari luar.
3. Sulitnya
standar mutu guru dikendalikan dan di jaga.
Penambahan jumlah guru
secara besar-besaran membuat sulitnya standar mutu guru dikendalikan dan di
jaga. Hal ini terjadi hampir pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Kibatnya
ada anggapan seakan-akan tidak ada relevansinya untuk berbicara tentang
profesionalisme guru di tengah mendesaknya kebutuhan akan guru dalam jumlah
besar.
4. PGRI
belum aktif dalam kegiatan peningkatan profesionalisme guru.
PGRI sendiri cenderung
bergerak di “pertengahan” antara pemerintah dan guru-guru. PGRI belum banyak
aktif melakukan kegiatan-kegiatan yang secara sistematis dan langsung berkaitan
dengan peningkatan profesionalisme guru.
5. Perubahan
yang terjadi dalam masyarakat.
Perubahan yang terjadi
dalam masyarakat yang melahirkan tuntutan-tuntutan baru terhadap peran yang
searusnys di mainkan oleh guru. Akibatnya stiap penambahan kemampuan guru
selslu berpacu dengan meningkatnya kemampuan dan harapan masyarakat yang
terkadang lebih cepat dari kemmpuan guru untuk memenuhinya terbatas.
C.
Realitas
Di Lapangan
Nasanius
(1998) mengungkapkan bahwa kemerosatan pndidikan bukan diakibatkan oleh
kurikulum tetapi karena kurangnya kemampuan profesionalisme guru dan kenggapan
belajar siswa. Profesionalisme sebagai penunjang kelancaran guru dalam
mlaksanakan tugasnya, sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :
·
Faktor internal yang meliputi minat dan
bakat .
·
Faktor eksternal yaitu berkaitan dengan
lingkungan sekitar, sarana prasarana, serta berbagai latihan yang dilakukan
guru.
Jurnal
Educational Leadership (supardi 1998) di jelaskan bahwa untuk menjadi
professional , seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal:
1. Guru
mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya.
2. Guru
menguasai secara mendalam bahan/ mata pelajaran
yang diajarkanya serta cara
mengajarnya kepada siswa.
3. Guru
bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara evaluasi.
4. Guru
mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukanya dan belajar dari pengalamanya.
5. Guru
seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dari lingkunganprofesinya.
Dengan
adanya persyaratan profesionalisme guru diatas perlu adanya paradigm baru untuk
melahirkan profil guru Indonesia yang professional yaitu :
a. Memiliki
kepribadian yang matang dan berkembang.
b. Penguasaan
ilmu yang kuat.
c. Keterampilan
untuk membangkitkan peserta didik kepada sains dan teknologi.
d. Pengembangan
profesi secara berkesinambungan.
D. Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya
Profesionalisme Guru
Akadum (1999) menyatakan dunia guru masih
terselingkung dua masalah yang memiliki mutual korelasi yang pemecahanya
memerlukan kearifan dan kebikasanaan beberapa
pihak terutama pengambil kebijakan yaitu :
·
Profesi keguruan kurang menjamin
kesejateraan karena rendah gajinya. Rendahnya gaji berimlikasi pada kinerjanya.
·
Profesionalisme guru masih rendah.
Selain faktor-faktor di atas, ada faktor
lain yang menyebabkan rendahnya profesionalisme guru disebabkan oleh :
a. Masih
banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh. Hal ini di sebabkan
oleh banyak guru yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari sehingga waktu untuk membaca dan menulis untuk meningkatkan diri
tidak ada.
b. Kurangnya
motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak di tuntut
untuk mneliti sebagaimana yang dilakukan oleh dosen-dosen di PT.
c. Pengakuan
terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih setengah hati dari pengambil
kebijakan dan pihak-pihak terkait. Hal ini terbukti masih belum mantapnya kelembagaan
pencetak tenaga keguruan dan kependidikan.
d. Banyaknya
PT swasta sebagai pencetak lulusan guru yang lulusanya asal jadi tanpa
memperhitungkan outputnya kelak di lapangan sehingga banyak menyebabkan guru
yang tidak patuh terhadap etika profesi keguruan.
e. Masih
banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total.
f. Masih
belum berfungsi PGRI sebagai organisasi profesi yang berupaya secara maksimal
meningkatkan profesionalisme anggotanya.
F.
Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru
Dengan melihat adanya faktor-faktor yang
menyebabkan rendahnya profesionalisme guru, pemerintah berupaya besar untuk
mencari alternative bagaimana meningkatkan profesi guru, diantaranya
meningkatkan kualifikasi dan persyratan jenjang pendidikan yang lebih tinggi
bagi tenaga pengajar . di mulai dari tingkat persekolahan hingga perguruan
tinggi.
Selain sertifikasi upaya lain yang telah
dilakukan di Indonesia untuk meningkatkan profesionalisme guru, misalnya PKG
(pusat kegiatan guru) dan KKG (kelompok kerja guru) yang memungkinkan para guru
untuk berbagi pengalaman dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi
dalam kegiatan mengajarnaya. Dalam meningkatkan profesionalisme seorang guru
adalah tanggung jawab bersama, antara LPTK (lembaga pendidik tenaga kependidikan)
sebagai hasil guru, instansi yang membina guru dalam hal ini depdiknas atau
yayasan swasta, PGRI dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Sulhan, Najib. 2010. Pendidikan berbasis karakter. Surabaya : jarring pena.
Winataputra, Udin. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Yamin, Martinis. 2008. Paradigma pendidikan Konstrutivistik. Jakarta: Gaung persada prss.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar