Karakteristik Kalimat Pada Karya Ilmiah
- Kalimat
pertama
Perkembangan teknologi semakin
memasyarakat dikalangan anak didik. Hal ini merupakan suatu kebanggaan bagi
orang tua, karena punya anak yang tidak ketinggalan jaman. Orang tua menyadari
akan pentingnya HP bagi anaknya dengan berbagai alasan. Sehingga HP, dewasa ini
bukan barang mewah lagi atau bukan kebutuhan sekunder, melainkan kebutuhan
primer.
- Kalimat
kedua
Di era digital seperti sekarang
ini, handphone telah menjadi kebutuhan yang nyaris primer. Handphone
sudah menjadi bagian dari keseharian yang mudah diakses bukan hanya bagi
kalangan orang dewasa, anak-anak juga. Tak heran, anak-anak sekolah telah akrab
dengan teknologi ini. Pada dasarnya, pengenalan anak pada HP bertujuan untuk
mengenalkan anak pada alat komunikasi. Fungsi HP sama dengan telepon rumah
yakni untuk menyampaikan pesan
- Kalimat
ketiga
Banyak fungsi yang bisa kita
lakukan dengan mempunyai Handphone diantaranya digunakan untuk menyimpan
informasi, membuat daftar pekerjaan atau perencanaan pekerjaan, mencatat
appointment ( janji pertemuan ) dan dapat disertakan Rminder ( pengingat waktu
), kalkulator untuk perhitungan dasar sederhana, mengirim dan menerima email,
mencari informasi dari internet, integrasi ke peralatan lain seperti.
Karakteristik kalimat pada
karya ilmiah:
·
Bermakna
isinya Jelas uraiannya.
·
Berkesatuan
yang bulat.
·
Singkat
dan padat.
·
Memenuhi
kaidah kebahasaan.
·
Memenuhi
kaidah penulisan dan format karya ilmiah.
·
Komunikasi
secara ilmiah.
·
Jelas
uraiannya.
·
Kosa
kata yang digunakan dipilih secara cermat.
·
Kalimat
dibentuk dengan struktur yang lengkap.
·
Cendekia,
Bahasa yang cendekia mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama,
sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima secara tepat oleh
pembaca.
·
Obyektif,
Sifat obyektif tidak cukup dengan hanya menempatkan gagasan sebagai pangkal
tolak, tetapi juga diwujudkan dalam penggunaan kata.
·
Bahasa
ilmiah digunakan dengan orientasi gagasan. Pilihan kalimat yang lebih cocok
adalah kalimat pasif, sehingga kalimat aktif dengan penulis sebagai pelaku
perlu dihindari.
·
Lugas,
Dengan paparan yang lugas, kesalahpahaman dan kesalahan menafsirkan isi kalimat
akan terhindarkan. Penulisan yang bernada sastra cenderung tidak mengungkapkan
sesuatu secara langsung (lugas).
·
Jelas,
ketidakjelasan pada umumya akan muncul pada kalimat yang sangat panjang. Dalam
kalimat panjang, hubungan antar gagasan menjadi tidak jelas. Oleh sebab itu, Jawa
Pos. Selasa, 5 Januari 2010.
·
dalam
artikel ilmiah disarankan tidak digunakan kalimat yang terlalu panjang. Kalimat
panjang boleh digunakan asalkan penulis cermat dalam menyusun kalimat sehingga
hubungan antar gagasan dapat diikuti secara jelas.
·
Bertolak
dari gagasan Penonjolan diarahkan pada gagasan atau hal-hal yang diungkapkan,
tidak pada penulis / pelaku.
·
Formal
Tingkat keformalan bahasa dalam artikel ilmiah dapat dilihat pada lapis kosakata, bentukan kata, dan kalimat. Kosakata yang digunakan cenderung menggarah pada kosakata ilmiah teknis, yang jarang dipahami oleh masyarakat umum. Perlu kecermataan dalam memilih kosakata untuk artikel ilmiah.
Tingkat keformalan bahasa dalam artikel ilmiah dapat dilihat pada lapis kosakata, bentukan kata, dan kalimat. Kosakata yang digunakan cenderung menggarah pada kosakata ilmiah teknis, yang jarang dipahami oleh masyarakat umum. Perlu kecermataan dalam memilih kosakata untuk artikel ilmiah.
·
Suatu
karya tulis ilmiah biasanya banyak menggunakan kata-kata asing jika belum ada
padanannya dengan bahasa Indonesia.
Sumber-sumber:
Irawan, Hendra. 26 September 2008. Penggunaan Handphone pada Siswa Menurunkan
Prestasi dan Konsentrasi Belajar.Fauzan, Achnad. 23 Agustus 2004. Himpunan Undang-Undang LengkapTentang Badan Peradilan.
Contoh
Kesalahan Berita Dalam Kalimat Berkarakteristik
Judul Berita di Surat Kabar
Oleh: Raka Sukma Kurnia
Ketika membaca surat kabar, umumnya mata kita akan tertuju
pada judul beritanya terlebih dahulu. Tatkala judul beritanya menarik, barulah
kita meneruskan membaca artikel tersebut. Memang harus diakui bahwa judul
berita berperan penting untuk menggiring pembaca agar menelusuri isi berita
yang disampaikan. Namun, kalau kita perhatikan, judul-judul dalam surat kabar
itu bukanlah judul-judul yang baik. Coba saja simak judul-judul berita berikut
yang diambil dari hari Rabu, 21 Februari 2007, dari tiga surat kabar berbeda:
- Yusril Tak Tuding Ketua KPK Korupsi
("Kompas", halaman 1)
- Kegagalan Pemerintah Ancam
Keamanan Negara ("Kompas", halaman 2)
- Ketua DPR: Tindak Tegas Yusril!
("Solopos", halaman 1)
- Messi dan Eto`o perkuat Barca
ladeni Liverpool ("Solopos", halaman 1)
- Presiden Harus Tertibkan
Menterinya ("Seputar Indonesia", halaman 1)
- Il Divo Bius Penggemar Jakarta
("Seputar Indonesia", halaman 16)
Kalau melihat dari aspek kebakuan secara morfologis,
judul-judul berita di atas bukanlah judul-judul yang baik. Mari kita lihat
lebih mendalam.
·
Pada contoh (a), kata
"tak" merupakan bentuk singkat dari "tidak". Lalu, meskipun
kata "tuding" pada prinsipnya merupakan jenis verba atau kata kerja,
tidaklah jelas apakah Yusril "menuding" (Ketua KPK) atau malah
"dituding" (Ketua KPK). Bagi yang mengikuti berita ini dari siaran
televisi, tentu dapat menjawabnya. Namun, andaikan kita tidak memiliki skemata
(pengetahuan latar) tertentu mengenai kasus tersebut, judul tersebut tentu
membingungkan.
·
Dengan melakukan pendekatan yang
sama, kita bisa menilai bahwa contoh-contoh lainnya pun bukanlah judul yang
baik. Pada contoh (c), misalnya, kata "menyerukan" atau
"meminta", justru digantikan dengan tanda titik dua (:). Selain itu,
penggunaan kata dasar "tindak" pada prinsipnya juga kurang tepat,
seharusnya "menindak".
·
Kasus yang berbeda justru kita
temukan di harian "Solopos" pada contoh (d). "Messi dan Eto`o
perkuat Barca ladeni Liverpool" menjadi salah satu berita yang menghias
halaman muka "Solopos" Rabu, 21 Februari 2007. Tidak seperti judul
pada umumnya, huruf awal masing-masing kata tidak diawali dengan huruf kapital.
Kalaupun hendak diposisikan sebagai kalimat, faktanya tidak ada tanda baca yang
mengakhiri. Ada pula kata "perkuat" dan "ladeni", yang
tidak diawali oleh huruf kapital. Padahal kedua kata tersebut tidak termasuk
kata depan, juga bukan konjungsi.
Keenam
judul berita itu sebaiknya ditulis sebagai berikut:
- Yusril Tidak Menuding Ketua KPK
Melakukan Korupsi.
- Kegagalan Pemerintah Mengancam
Keamanan Negara.
- Ketua DPR Meminta Pihak
Berwajib untuk Menindak Tegas Yusril.
- Messi dan Eto`o Memperkuat
Barca Guna Meladeni Liverpool.
- Presiden Harus Menertibkan
Menterinya.
- Il Divo Membius Para
Penggemarnya di Jakarta.
Meski demikian, faktanya model penulisan judul yang
melesapkan (menghilangkan) prefiks maupun unsur kata lain tampaknya justru
menjadi ciri khas tersendiri dalam penulisan judul surat kabar. Padahal,
sebagaimana dikemukakan wartawan senior, H. Rosihan Anwar, bahasa jurnalistik
harus didasarkan pada bahasa baku.
Sumber-sumber:
Anwar, Rosihan. 2004. "Bahasa Jurnalistik
Indonesia dan Komposisi". Yogyakarta: Media Abadi.
"Il Divo Bius Penggemar Jakarta", dalam "Seputar Indonesia", Rabu, 21 Februari 2007. Hlm. 16.
"Kegagalan Pemerintah Ancam Keamanan Negara", dalam "Kompas", Rabu, 21 Februari 2007. Hlm. 2.
"Ketua DPR: Tindak Tegas Yusril!" dalam "Solopos", Rabu, 21 Februari 2007. Hlm. 1.
Koesworo, F.X., J.B. Margantoro, dan Ronnie E. Viko. 1994. "Di Balik Tugas Kuli Tinta". Surakarta: Sebelas Maret University Press dan Yayasan Pustaka Nusatama.
"Messi dan Eto`o perkuat Barca ladeni Liverpool", dalam "Solopos" Rabu, 21 Februari 2007. Hlm. 1.
"Presiden Harus Tertibkan Menterinya", dalam "Seputar Indonesia", Rabu, 21 Februari 2007. Hlm. 1.
"Yusril Tak Tuding Ketua KPK Korupsi", dalam "Kompas", Rabu, 21 Februari 2007. Hlm. 1.
"Il Divo Bius Penggemar Jakarta", dalam "Seputar Indonesia", Rabu, 21 Februari 2007. Hlm. 16.
"Kegagalan Pemerintah Ancam Keamanan Negara", dalam "Kompas", Rabu, 21 Februari 2007. Hlm. 2.
"Ketua DPR: Tindak Tegas Yusril!" dalam "Solopos", Rabu, 21 Februari 2007. Hlm. 1.
Koesworo, F.X., J.B. Margantoro, dan Ronnie E. Viko. 1994. "Di Balik Tugas Kuli Tinta". Surakarta: Sebelas Maret University Press dan Yayasan Pustaka Nusatama.
"Messi dan Eto`o perkuat Barca ladeni Liverpool", dalam "Solopos" Rabu, 21 Februari 2007. Hlm. 1.
"Presiden Harus Tertibkan Menterinya", dalam "Seputar Indonesia", Rabu, 21 Februari 2007. Hlm. 1.
"Yusril Tak Tuding Ketua KPK Korupsi", dalam "Kompas", Rabu, 21 Februari 2007. Hlm. 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar