Jumat, 15 Juni 2012

9 ( sembilan ) BOLA KEHIDUPAN


>> 9 ( sembilan ) BOLA KEHIDUPAN
>>
>>Bayangkan hidup sebagai suatu permainan ketangkasan,
>>dimana kita harus memainkan keseimbangan 5 buah bola
>>yang dilempar ke udara. Bola-bola tersebut bernama:
>>Pekerjaan,Keluarga, Kesehatan, Teman dan Spirit.
>>
>>Kita harus menjaga agar ke-5 bola ini seimbang di udara.
>>Kita akan segera mengerti bahwa ternyata "Pekerjaan"
>>hanyalah sebuah bola karet. Jika kita menjatuhkannya
>>maka ia akan dapat memantul kembali.
>>
>>Tetapi empat bola lainnya yaitu: Keluarga, Kesehatan,
>>Teman, dan Spirit, terbuat dari gelas.
>>Jika kita menjatuhkan salah satunya maka akan dapat terluka,
>>tertandai, tergores, rusak atau bahkan hancur berkeping-keping.
>>Dan ingatlah, mereka tidak akan pernah kembali seperti aslinya.
>>
>>Kita harus memahaminya benar dan berusaha keras untuk
>>menyeimbangkannya. Bagaimana caranya?
>>
>>1. Jangan rusak nilai kita dengan membandingkannya dengan
>> nilai orang lain. Perbedaan yang ada diciptakan untuk membuat
>> masing-masing diri kita special.
>>
>>2. Jangan menganggap remeh sesuatu yang dekat dihati kita,
>> melekatlah padanya seakan-akan IA adalah bagian yang membuat
>> kita hidup, dimana tanpanya, hidup menjadi kurang berarti.
>>
>>3. Jangan biarkan hidup kita terpuruk di 'masa lampau' atau
>> dalam mimpi masa depan.Satu hari hidup pada suatu
>> waktu berarti hidup untuk seluruh waktu hidupmu.
>>
>>4. Jangan menyerah ketika masih ada sesuatu yang dapat kita berikan.
>> Tidak ada yang benar-benar kalah sampai kita berhenti berusaha.
>>
>>5. Janganlah takut mengakui bahwa diri kita tidaklah sempurna.
>> Ketidaksempurnaan inilah yang merupakan sulaman benang
>> rapuh untuk mengikat kita satu sama lain.
>>
>>6. Jangan takut menghadapi resiko. Anggaplah resiko sebagai
>> kesempatan kita untuk belajar bagaimana menjadi berani.
>>
>>7. Jangan berusaha untuk mengunci cinta dalam hidupmu
>> dengan berkata "tidak mungkin saya temukan".
>> Cara tercepat untuk mendapatkan cinta adalah dengan
>> memberinya, cara tercepat untuk kehilangan cinta adalah
>> dengan menggenggamnya sekencang mungkin,
>> dan cara terbaik untuk menjaga agar cinta tetap
>> tumbuh adalah dengan memberinya 'sayap'.
>>
>>8. Jangan lupa bahwa kebutuhan emosi terbesar dari
>> seseorang adalah kebutuhan untuk merasa dihargai.
>>
>>9. Jangan takut untuk belajar sesuatu.
>> Ilmu pengetahuan adalah harta karun yang selalu dapat
>> kita bawa kemanapun tanpa membebani.
>>
>> Dan akhirnya...
>>
>> MASA LALU adalah SEJARAH,
>> MASA DEPAN merupakan MISTERI,
>> dan MASA SAAT INI adalah KARUNIA.
>> Itulah kenapa dalam bahasa Inggris, saat ini
>> disebut "The Present".


PENYUNTINGAN


A.PENYUNTINGAN
I. Pengertian Penyuntingan
 1). Pengertian Klasik.
v Menurut kamus BI Wjs Purwadarminta
Penyuntingan  sunting : Hiasan yang diletakkan di rambut atau di belakang daun telinga.
                         
                           Pengertian klasik : Kegiatan hias menghias untuk mempercantik diri agar diperhatikan  à bergeser arti menjadi wanita (Ida disunting oleh seorang sarjana)

            2). Pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pusataka, 1993)
                  è Menyunting- Penyunting-Penyuntingan ç
               
                  Menyunting : (1) menyiapkan naskah siap cetak atau siap diterbitkan dengan
                                                  memperhatikan sistematika penyajian, isi, dan bahasa
                                                  (ejaan, diksi, struktur).
                                            (2) mengedit; merencanakan dan mengarahkan penerbitan
                                                  (surat kabar, majalah).
                                            (3) menyusun atau merakit film, pita rekaman dengan cara
                                                  memotong-motong dan memasang kembali.

                   Penyunting : (1) orang yang bertugas menyiapkan naskah siap cetak.
                                           (2) orang yang bertugas merencanakan dan mengarahkan
                                                 penerbitan media cetak.
                                           (3) orang yang bertugas menyusun dan merakit film atau pita
                                                 rekaman.
          Penyuntingan : proses, cara, perbuatan sunting-menyunting segala sesuatu
                                   yang berhubungan dengan pekerjaan penyunting; pengeditan.
*KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) terbitan tahun 1993 mencoba merekam pengertian penyuntingan seperti sekarang ini diartikan oleh berbagai kalangan dalam masyarakat luas. KBBI menyoroti arti penyuntingan seperti dilakukan oleh para penyunting atau editor atau redaktur dalam proses produksi informasi di media massa, rumah produksi pembuat film dan pita rekaman.
*Ternyata pengertian penyuntingan sudah meninggalkan makna klasik seperti dicatat oleh Purwadarminta yang berurusan dengan kesibukan mempercantik diri, bergeser ke kesibukan publikasi dari lembaga- lembaga media massa seperti  diartikan oleh masyarakat berbahasa Inggris, yang sudah lama mengembangkan industri media massa seperti industri perbukuan, industry pers serta industry siaran audio visual.
3). Pengertian penyuntingan dari lingkungan grafika.                                               Kita coba memahami beberapa kata yang berkaitan dengan proses kerja penyuntingan di lingkungan grafika seperti sunting-menyunting, penyuntingan naskah, penyiapan naskah dan kata edit.
Sunting- menyunting (naskah): Menimbang, memilih dan memperbaiki naskah tata bahasa, penggunaan kata- kata, cara penyajian pokok soalnya, dan seterusnya agar enak dan menarik bila dibaca dan isinya mudah dipahami.
Penyuntingan naskah I(copy- editing): proses atau kerja seorang copy-editor dalam memperbaiki dan menata naskah.
Penyiapan naskah I (copy reparation): Bagian perwajahan buku yang ditugasi memberikan tanda- tanda pada naskah berikut instruksi kepada juru susun huruf dengan cara mengikuti petunjuk- petunjuk pewajah buku.
Jenis pekerjaannya ialah memilih huruf, lebar baris, jumlah baris untuk satu halaman, bentuk judul, dan keterangan gambar, juga memelihara penggunaan bahasa, ejaan, dan sebagainya.
Edit, mengedit : membetulkan dan memperbaiki naskah sehubungan dengan penyajiannya, bahasanya, ejaanya, dan lain- lain hal sesuai keadaan calon pembacanya.
Pengertian penyuntingan yang dikemukakan oleh Leksikon Grafika, hampir sama dengan pengertian yang dikemukakan oleh sumber- sumber terdahulu. Namun ada satu sisi yang ditampilkan dalam pengertian penyuntingan disini ialah kegiatan pokok dalam proses pra-cetak, persiapan sebelum kegiatan cetak- mencetak, itulah kegiatan penyuntingan.
Ada dua jenis penyuntingan yang ditonjolkan disini, yakni (1) copy- editor yang melakukan kegiatan copy-editing, penyuntingan pernaskahan, yang memperhatikan isi, keterbacaan dan dampaknya bagi pembaca, (2) book- designer, pewajah buku yang lebih terlibat dalam perencanaan visualisasi naskah menjadi buku atau karya grafis sesuai dengan prinsip- prinsip kerja seni rupa.
Dua kegiatan penyuntingan ini sama-sama diperlukan agar produk cetak mendapat manfaat yang sebesar- besarnya bagi pemakaiannya atau pembacanya. Karena kamus yang kita gunakan untuk untuk meninjau pengertian penyuntingan disusun oleh para ahli bidang grafika maka tidak mengherankan pengertian penyuntingan diangkat dari kasus cetak- mencetak di lingkungan grafika.
4). Pengertian Masyarakat Inggris.
v Berdasarkan perkembangan BI akhir- akhir ini, istilah penyuntingan (editing) disepadankan kata Inggris Editor dan Redactor.
Editor  latin  edere : menghasilkan.
Redactor  latin  redigere : membawa kembali lagi.

v Kedua kata Inggris tersebut berkembang : menyiapkan, menyeleksi, dan menyesuaikan naskah orang lain untuk penerbitan.

Ø   Istilah penyunting kini popular di Indonesia dengan istilah redaksi.
Konotasi istilah redaksi hanya dikaitkan dengan surat kabar atau  penerbitan berkala.

JENIS-JENIS WACANA


    Wacana Deskripsi

Wacana Deskripsi  adalah teks yang berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Ciri-ciri Wacana Deskripsi:

    Menggambarkan atau melukiskan sesuatu.
    Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera.
    Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.


Pola pengembangan paragraf deskripsi:

    Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek kusus ruangan, benda atau tempat.
    Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
    Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.

Contoh Paragraf:

Siang itu aku sedang duduk santai di sofa empuk di dalam apotik milikku yang baru saja dibuka. Apotik ini adalah impianku sejak aku kuliah di Farmasi dulu. Sekarang aku memandang puas pada usahaku selama ini. Aku bisa mendirikan apotik di kota kelahiranku. Apotik ini cukup luas, beberapa rak besar tempat obat-obatan berjejer rapi dengan kemasan-kemasan obat warna-warni yang dikelompokkan menurut farmakologinya dan disusun alfabetis. Pandangan saya tertuju pada rak buku di pojok ruangan yang berisi buku-buku tebal. Ku ambil satu buku yang disampulnya tertulis Informasi Spesialis Obat atau yang biasa disebut kalangan farmasi dengan buku ISO. Setelah ku pandangi aku tersenyum dan mengembalikannya ke tempat semula. buku ini adalah buku pertama yang kubeli saat aku kuliah dulu. Aku memandang lagi secara keseluruhan apotik ini, sebuah televisi 14 inci dan sebuah computer di meja kasir. Hembusan angin dari AC cukup membuat udara terasa sejuk di bulan Mei yang panas ini.


1. Wacana Eksposisi

Wacana eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima atau mengikutinya.
Ciri-ciri paragraf eksposisi:

    Memaparkan definisi (pengertian).
    Memaparkan langkah-langkah, metode, atau cara melaksanakan suatu kegiatan.

Contoh:
Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan oksigen murni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah. Ozone therapy merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah penyakit.

3. Wacana Argumentasi
Wacana argumentasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi). Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Ciri-ciri karangan argumentasi:

    Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin.
    Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik, dan lain-lain.
    Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.
    Penutup berisi kesimpulan.

Contoh:
Mempertahankan kesuburan tanah merupakan syarat mutlak bagi tiap-tiap usaha pertanian. Selama tanaman dalam proses menghasilkan, kesuburan tanah ini akan berkurang. Padahal kesuburan tanah wajib diperbaiki kembali dengan pemupukan dan penggunaan tanah itu sebaik-baiknya. Teladan terbaik tentang cara menggunakan tanah dan menjaga kesuburannya dapat kita peroleh pada hutan yang belum digarap petani.


4. Wacana Narasi
Wacana narasi adalah teks yang menceritakan kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu,
Ciri karangan narasi yaitu:

    Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
    Dirangkai dalam urutan waktu.
    Berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?
    Ada konfliks.

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA


Pateda dalam Markhamah ( 1989:58 ) menyatakan bahwa kesalahan pada daerah sintaksis berhubungan erat dengan kesalahn pada morfologi kerana kalimat berunsurkan kata-kata. Itulah sebabnya daerah kesalahan sintaksis berhubungan dengan beberapa hal yang terkait dengan penyusunan kalimat yang baik. Hal-hal yang dimaksud misalnya debgan kalimat yang berstruktur tidak baku, kalimat yang ambigu, kalimat yang tidak jelas, diksi yang tidak tepat yang membentuk kalimat, kalimat mubazir, kata serapan yang digunakan di dalam kalimat, dan logika kalimat.

       Sebab-sebab Terjadinya Kesalahan Bidang Sintaksis
1.      Kalimat Berstruktur Tidak Baku
Kalimat berstruktur tidak baku merupakan suatu kalimat dengan susunannya tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan. Contoh kalimat berstruktur tidak baku :
a)      Saya sudah tulis laporanmu.

2.      Kalimat Ambigu
Kalimat ambigu merupakan kalimat yang mempu-nyai makna ganda. Contoh kalimat ambigu :
           a) Istri pegawai yang gemuk itu pergi ke Semarang.
Kalimat tersebut bisa berarti :
1) Istri dari pegawai yang gemuk pergi ke Semarang.
2) Pegawai yang gemuk pergi ke Semarang.

3.      Kalimat yang Tidak Jelas
Kalimat yang tidak jelas adalah kalimat dengan kandungan maknanya tidak jelas. Contoh kalimat yang tidak jelas :
a)   Justru tradisi adat itu yang memberi, inspirasi dalam perjuangan dan menghasilkan karya-karyanya.
            Makna kalimat yang jelas :
a)     Justru tradisi adat itu memberi inspirasi dalam berjuang dan berkarya.

4.      Diksi yang tidak Tepat dalam Membentuk Kalimat
Diksi merupakan pilihan kata. Diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk menggambarkn efek tertentu dalam berbicara di depan umum atau dalam karang mengarang (Kridalaksana, 1993:44). Dalam menyusun suatu kalimat kita harus memilih kata yang tepat sesuai dengan maknanya. Contoh diksi yang tidak tepat terdapat pada kalimat berikut:
a)      Tunggu sedikit, saya ganti baju dulu!
Kata sedikit pada kalimat Tunggu sedikit, saya ganti baju dulu! kurang tepat. Kata yang tepat adalah sebentar.
5.       Kontaminasi Kalimat
Istilah kontaminasi diambil dari bahasa inggris contamination (pencemaran). Dalam ilmu bahasa kata itu diterjemahkan dengan ‘kerancuan’. Rancau artinya ‘kacau’ dan kerancauan artinya ‘kekacauan’. Yang dimaksud kacau ialah susunan unsur bahasa yang tidak tepat, seperti morfem dan kata. (Markhamah 2010:151). Contoh dalam kalimat:
a)      Dalam rapat itu dihadiri oleh para pejabat setempat.
     Dalam rapat itu dihadiri adalah bentuk yang dikacaukan dari dalam rapat itu hadir dan rapat itu dihadiri.
6.      Ketidakkoherensian Kalimat
Koherensi artinya: (1) Tersusun uraian atau pandangan sehingga bagian – bagiannya berkaitan satu dengan yang lain, (2) dalam sastra berarti keselarasan yang mendalam antara isi dan bentuk karya sastra, (3) dalam linguistik berarti hubungan logis antara bagian – bagian dalam karangan atau antara kalimat – kalimat di satu paragraf, (4) pada bidang Kimia artinya daya tarik antara molekul – molekul untuk menghindarkan terpisahnya bagian – bagian bila ada kekuatan dari luar.
Contoh kalimat yang kurang koheren
a)      Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. (Tidak memiliki subyek yang jelas)
Contoh kalimat yang koheren
a)      Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi.
7.      Penggunaan Kata Mubazir
Kalimat yang mengandung kata yang mubazir adalah kalimat yang berlebih – lebihan sehingga mengakibatkan tidak hemat, sia – sia, dan tidak berguna. Jika dilihat artinya dalam  Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata mubazir itu hampir sama dengan kata pleonasme. Pleonasme adalah pemakaian kata – kata yang lebih daripada apa yang diperlukan. Jadi, kemubaziran (pleonasme) adalah kesalahan berbahasa yang disebabkan oleh penggunaan kata yang berlebihan dalam pemakaian, atau penggunaan kata yang tidak diperlukan. Namun, pada analisis kesalahan berbahasa ini dibedakan antara penggunaan kata mubazir dan pleonasme. Penggunaan kata mubazir adalah penggunaan kata – kata yang tidak diperlukan dalam suatu kalimat. Artinya, jika kata mubazir itu dihilangkan atau tidak digunakan dalam kalimat, makna kalimat itu tidak akan berubah.

RAHASIA SUKSES


Pada beberapa edisi yang lalu saya telah menjelaskan bahwa waktu yang terbaik untuk berubah, waktu terbaik untuk beraksi meraih sukses adalah sekarang. Bukan besok apa lagi minggu depan. Jika anda mempunyai tujuan-tujuan yang belum tercapai, pilih prioritas kemudian mulailah bertindak sekarang juga. Salah satu cara mencapai tujuan Anda ialah dengan membiasakan pekerjaan yang akan membawa Anda kepada tujuan Anda. Kebiasaan, yah kebiasaan adalah salah satu kunci sukses jika Anda bisa memanfaatkannya. Bukan hanya Anda bisa karena biasa, tetapi Anda sukses karena biasa. Jika Anda bercita-cita untuk tidak merokok, mulailah membiasakan diri untuk tidak merokok, maka Anda akan berhenti merokok. Percayalah, Anda bisa, kebanyakan orang tidak mau membiasakan bukan tidak bisa. Bagaimana caranya?

MENCIPTAKAN KEBIASAAN

Kita semua menciptakan kebiasaan. Selalu ada yang pertama. Banyak hal yang Anda kerjakan hari ini telah Anda lakukan sebelumnya dan akan dilakukan pada masa mendatang. Karena impaknya, adalah sangat penting untuk bisa mengontrol kebiasaan Anda, jangan sampai kebiasaan yang mengontrol Anda.

Anda pun bisa menciptakan kebiasaan positif. Caranya disebut dengan pembiasaan.

Langkah pertama ialah dimulai dengan keputusan. Anda harus memutuskan bahwa Anda akan membiasakan suatu kebiasaan baru. Kebiasaan baru bisa berupa benar-benar baru, karena masih banyak waktu luang maka Anda menciptakan kebiasaan baru, maupun kebiasaan baru menggantikan kebiasaan lama yang negatif, misalnya merokok (setidak menurut saya dan para dokter, bahwa merokok adalah kebiasaan negatif, maaf jika menurut Anda sebaliknya).

Langkah kedua bersabar. Memang tidak mudah menciptakan kebiasaan baru. Tapi ingat prinsip mendapatkan kemudahan yang telah saya jelaskan pada beberapa edisi yang lalu? Dua cara mendapatkan kemudahan ialah dengan bersabar memaluinya dan bertakwa. Sedikit dipaksakan tidak masalah sambil menjaga motivasi Anda. Selalu ingat mengapa Anda memerlukan kebiasan baru tersebut.

Hukuman, kadang bisa membantu. Buatlah komitment untuk menghukum diri sendiri jika Anda melanggar keputusan yang telah Anda buat. Ada beberapa para ahli motivasi yang mengajarkan hukuman tersebut. Begitu juga dengan para sahabat Rasulullah SAW, banyak yang melakukan menghukum diri sendiri jika melanggar komitmennya. Tentu saja tidak boleh menggunakan hukuman yang diharamkan, menurut Dr Nashihah Ulwan, hukuman yang diterapkan hendaklah yang mubah. Sedangkan jika melihat para sahabat, selain melakukan yang mudah ada juga yang dengan yang sunah.

Cara lain untuk membantu kesabaran Anda ialah dengan mencari alternatif yang bisa mengganti "kenikmatan" dari kebiasaan lama Anda. Apa yang inginkan dari merokok? Jika Anda berkata bahwa merokok adalah mehilangkan stress, maka carilah cara lain yang lebih positif untuk menghindari stress. Masih banyak cara untuk menghilangkan stress. Cara terbaik adalah dengan dzikir. Bisa juga dengan rekreasi, menikmati pemandangan alam. Bisa juga dengan becanda ria dengan anak Anda, atau bermesraan dengan pasangan Anda (istri/suami Anda).

Contoh nyata ialah kakak saya sendiri (saya sendiri semenjak kecil tidak merokok), beliau bisa berhenti total dari merokok. Salah satu cara mengganti kebiasaan merokok dengan permen pelega tenggorokan. Ingat banyak cara.

RAHASIA SUKSES

Menciptakan kebiasaan baru adalah salah satu dari kunci sukses. Jika anda ingin sukses Anda harus mulai menciptakan kebiasaan-kebiasaan yang akan membawa Anda kepada kesuksesan.

Kebiasaan tidak merokok adalah salah satu cara meraih sukses dari segi kesehatan Anda. Menciptakan kebiasaan juga bisa diterapkan kepada tujuan Anda yang lain, apa pun itu. Bahkan jika Anda ingin sukses di akhirat, Anda bisa menciptakan kebiasaan ibadah dengan ikhlas dan sebagainya.

Dari Ibnu Umar RA, ia berkata : Rasulullah SAW memegang pundakku dan bersabda : jadilah engkau di dunia ini seakan-akan seorang perantauan atau seorang musafir".
Ibnu Umar pernah mengatakan : "Apabila engkau di waktu sore janganlah engkau menunggu diwaktu pagi, dan apabila engkau di waktu pagi, janganlah engkau menunggu waktu sore. Pergunakanlah kesempatan waktu sehatmu sebelum engkau sakit, dan gunakanlah kesempatan waktu hidupmumu untuk (bekal hidup) sesudah engkau mati."

(HR Bukhari)

MOTIVASI ISLAM


Kata-kata Anda
Oleh Rahmat

Saya pernah mendengar dari senior saya waktu di SMA, bahwa ada seorang pedagang minyak tanah, saat meninggal dia mengucapkan "minyak". A'udzubillah. Sungguh mengerikan memang. Saya di sini tidak bermaksud merendahkan tukang minyak, tidak, karena tidak semua tukang minyak seperti itu.

Yang menjadi perhatian di sini bahwa kebiasaan ucapan kita bisa mencelakakan kita. Apa yang sering kita ucapkan, akan tertanam di otak kita. Akan masuk kedalam pikiran kita.

Konon orang pacaran dia akan mengingat terus pacarnya. Sedikit-sedikit ingat pacar sehingga apa yang dia lakukan dan apa yang dikatakan pun sedikit-sedikit berhubungan dengan pacarnya. Mandi berlama-lama, dandan berlama-lama, sering melihat cermin dan sebagainya.

Dari sini akan terlihat bahwa apa yang ada dalam pikiran kita akan menuntun tindakan kita. Atau tindakan kita akan mengacu kepada apa yang ada dalam pikiran kita.

OK. Kita kembali ke awal, kata-kata yang sering di ucapkan akan tertanam kedalam pikiran, kemudian pikiran akan menggerakan tindakan kita.

Kenapa fenomena ini tidak kita manfaatkan?

Yaitu dengan membiasakan mengucapkan kata-kata yang baik, yang membesarkan hati, yang optimis yang lembut. Ingat pesan Nabi "Berkata yang baik, atau diam".

Cobalah mulai sekarang, identifikasi kata-kata Anda yang kurang baik, yang kasar, atau melemahkan. Kemudian gantilah dengan kata-kata lain yang positif. Salah satunya ialah dengan bertanya dengan pertanyaan bisa mengubah fokus dari suatu masalah.

Contoh Anda ingin membeli mobil (lagi), mungkin Anda berkata, "Saya tidak bisa membeli mobil."

Sekarang kita coba ubah fokus masalah tidak bisa membeli mobil. Caranya sederhana saja, tinggal bertanya "Bagaimana saya bisa membeli mobil?"

Kedua kalimat tersebut akan memberikan impak yang sangat berbeda. Jika Anda berkata "Saya tidak bisa membeli mobil", maka Anda tidak akan membeli mobil selamanya (kecuali ada rezeki yang tidak terduga).

Tetapi jika Anda berkata, "Bagaimana saya bisa membeli mobil?" Dampaknya ialah Anda akan berpikir, mencari cara agar bisa mencari penghasilan tambahan atau cara untuk mendapatkan mobil. Dengan demikian, peluang Anda untuk mendapatkan mobil sudah terbuka.

Sekarang terserah Anda, mau tetap dengan kalimat-kalimat negatif atau mengubahnya menjadi kalimat yang positif? Bandingkan bedanya!!

PENGERTIAN MENULIS OLEH PARA AHLI


Pengertian Menulis
Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa. Dalam pembagian kemampuan berbahasa, menulis selalu diletakkan paling akhir setelah kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca. Meskipun selalu ditulis paling akhir, bukan berarti menulis merupakan kemampuan yang tidak penting.

Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik. Henry Guntur Tarigan (1986: 15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.

Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Lado dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) juga mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu: meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain.

Menulis dapat dianggap sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Heaton dalam St. Y. Slamet (2008: 141) menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks.

Menurut Gebhardt dan Dawn Rodrigues (1989: 1) writing is one of the most important things you do in college. Menulis merupakan salah satu hal paling penting yang kamu lakukan di sekolah. Kemampuan menulis yang baik memegang peranan yang penting dalam kesuksesan, baik itu menulis laporan, proposal atau tugas di sekolah.

Pengertian menulis diungkapkan juga oleh Barli Bram (2002: 7) in principle, to write means to try to produce or reproduce writen message. Barli Bram mengartikan menulis sebagai suatu usaha untuk membuat atau mereka ulang tulisan yang sudah ada.

Menurut Eric Gould, Robert DiYanni, dan William Smith (1989: 18) menyebutkan writing is a creative act, the act of writing is creative because its requires to interpret or make sense of something: a experience, a text, an event. Menulis adalah perilaku kreatif, perilaku menulis kreatif karena membutuhkan pemahaman atau merasakan sesuatu: sebuah pengalaman, tulisan, peristiwa.

M. Atar Semi (2007: 14) dalam bukunya mengungkapkan pengertian menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Burhan Nurgiantoro (1988: 273) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu aktivitas menghasilkan bahasa.

Menulis menurut McCrimmon dalam St. Y. Slamet (2008: 141) merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas. St. Y. Slamet (2008: 72) sendiri mengemukakan pendapatnya tentang menulis yaitu kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks.

CARA MEMBACA CEPAT


Cara Cepat Membaca CepatSaat ini, kita dihadapkan pada arus banjir informasi yang tidak dapat dicegah.Coba lihat, jumlah daftar buku, artikel,koran dan majalah baru yang terbit sepertinyatidak ada habisnya. Konsekuensinya,..hm..anda akan dicap “gagap informasi” kalaumemilih tidak mau berurusan dengan informasi baru. Jadi ? Cara yang paling bijak adalahterapkan pola membaca cepat. Dan mulailah melatih dengan kebiasaan baru ini.
Jangan Membaca Per Kata
Tahukan anda bahwa mata kita hanya menangkap informasi ketika berhenti bergerak.Sehingga pada waktu kita membaca, apabila kita merasa mata kita tidak pernah berhentibergerak sama sekali ketika membaca adalah perasaan yang keliru. Karena sebenarnyaketika membaca, mata kita mengalami beberapa jeda. Yaitu bergerak- stop- membaca-bergerak-stop-membaca dst. Tidak percaya? Anda bisa membuktikan teori ini denganduduk berhadap-hadapan dengan orang yang menghadap buku dan cobalah perhatikangerakan mata mereka. Gerakan mata mereka pasti memiliki pola yang sama dengan teoridiatas. Sehingga bisa disimpulkan bahwa
kunci membaca cepat adalahmeminimumkan jumlah gerakan mata berhenti dan pada saat yang samamemaksimumkan jumlah kata yang terbaca dalam setiap satu putaran gerakanmata.
Ada beberapa kelompok cara membaca. Pola pertama adalah ketika membaca, satuhalaman buku, umpamanya, mata pembaca mencari dan membaca satu persatu katadalam satu halaman tersebut. Sedangkan pola kedua adalah pembaca mengelompokkankata dalam satu grup. Dan pola baca ketiga adalah menyadari bahwa sebenarnya dalamsatu halaman buku itu hanya akan terdapat beberapa bagian kunci saja yang berguna bagipembaca sehingga ketika membaca, matanya melakukan gerakan cepat atau diistilahkandengan “scan” halaman buku tersebut baik dengan cara vertikal ataupun horisontal padasaat yang bersamaan.Anda pasti akan memprotes teori ini dengan mengklaim bahwa pembaca cara pertamapasti akan lebih menguasai material bacaan dibandingkan dengan pembaca cara ketiga.Suatu pernyataan yang masuk akal. Namun, ceritanya akan menjadi berbeda apabila kitadiharuskan membaca tiga buah buku dalam waktu semalam!!!. Anda pasti sudah akanlelah luar biasa begitu menyelesaikan membaca beberapa bab dari buku pertama.Sehingga cara membaca yang paling bijaksana adalah dengan mengkombinasikan ketigapola baca tersebut. Caranya adalah pertama dengan menggunakan pola baca ketiga untuk menemukan informasi yang dicari dan selanjutnya menggunakan cara baca kedua danpertama untuk lebih memahami bagian yang penting tersebut. Dengan cara ini makaenergi kita ketika membaca hanya dihabiskan untuk bagian –bagian yang paling bergunasaja dari bacaan tersebut.Namun merubah kebiasaan pola baca pertama ke pola baca kedua dan ketigamengharuskan kita untuk merubah strategi membaca visual kita. Artinya kita harusmenghentikan kebiasaan “mengucapkan bacaan kembali dalam hati” dan mencoba untuk “mempercayai gerakan mata”. Apakah ini susah ? Sebenarnya tidak. Perubahan caramembaca bisa sukses kalau kita juga merubah proses mental kita pada waktu membacadari “ melihat - > mengucapkan -> mengerti” menjadi hanya “ “melihat ->mengerti”.Cara paling cepat untuk menghentikan kebiasaan “mengucapkan bacaan dalam hati “adalah dengan meningkatkan kecepatan membaca sedemikian rupa sehingga tidak dapatdiucapkan kembali dalam hati. Hal ini berarti kita merubah strategi cara kita membaca

PENGERTIAN MEMBACA SKIMMING


Membaca Skimming

    Pengertian

Membaca-layap (skimming) adalah membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum atau bagian suatu bacaan. (Farida Rahim, 2005). Membaca layap dibutuhkan untuk mengetahui sudut pandang penulis tentang sesuatu, menemukan pola organisasi paragraf, dan menemukan gagasan umum dengan cepat (Mikulecky & Jeffries dalam Farida Rahim, 2005).

Pengertian lain dari membaca skimming adalah membaca sekilas atau membaca cepat untuk mendapatkan suatu informasi dari yang kita baca. Skimming dilakukan untuk melakukan pembacaan cepat secara umum dalam suatu bahan bacaan. Dalam skimming, proses membaca dilakukan secara melompat-lompat dengan melihat pokok-pokok pikiran utama dalam bahan bacaan sambil memahami tema besarnya.

Selain untuk mendapatkan gagasan utama dari sebuah teks. Untuk mengetahui apakah suatu artikel sesuai dengan apa yang kita cari. Untuk menilai artikel tersebut, apakah menarik untuk dibaca lebih lanjut secara mendetail. Kecepatan membaca secara skimming biasanya sekitar 3-4 kali lebih cepat dari membaca biasa.

2. Langkah-langkah Skimming

    Baca judul, sub judul dan subheading untuk mencari tahu apa yang dibicarakan teks tersebut.
    Perhatikan ilustrasi (gambar atau foto) agar Anda mendapatkan informasi lebih jauh tentang topik tersebut.
    Baca awal dan akhir kalimat setiap paragraph
    Jangan membaca kata per kata. Biarkan mata Anda melakukan skimming kulit luar sebuah teks. Carilah kata kunci atau keyword-nya
    Lanjutkan dengan berpikir mengenai arti teks tersebut

CERPEN


Berlatih menjadi bidadari
Oleh Nurul F. Huda

Telah datang seorang "pangeran" dalam hidupku yang mengubah status saya menjadi seorang istri. Perubahan yang sampai saat ini masih terasa gamang, karena menuntut banyak perubahan yang lain. Segala urusan rumah tangga harus saya tangani: dari yang sepele, seperti menyediakan minum, sampai yang saya tidak suka, mencuci. Iya lho. Saat masih sendiri saja, saya ogah-ogahan. Pertama kali saya mencucikan bajunya, saya merasa terbebani. Tapi sekarang, jika dua hari tidak mencuci, bisa-bisa suami saya ke kantor dengan baju yang tidak sedap dilihat. Maklum, seragam dari PT cuma dua stel dan kerjanya 12 jam!

Alhamdulillah, saya mulai menikmati pekerjaan yang lain. Memasak dan bersih-bersih misalnya. Saya hanya mencoba berpikir tentang sosok Fatimah Az Zahra, sambil menyemangati diri bahwa ini ibadah. Ada konteks amanah dan amal di sana. Maka bismillah, dan saya pun mencuci, memasak, bersih-bersih... begitu seterusnya. Hal lain yang ingin saya bahas lebih panjang adalah soal kekuasaan suami yang baru saya sadari memang besar. Seorang teman laki-laki yang sudah saya anggap adik kandung selama ini kami biasa ngobrol, diskusi dan tukar hadiah perlu minta izin pada suami saya untuk sekedar bicara pada saya. Di akhir pembicaraan ia berpesan, "Sekarang aku nggak bisa seenaknya menemuimu. Yah, but I'm still your little brother.. little brother. That's all' Apa-apaan ini? Bukankah selama ini dia memang adik saya? Tapi rasanya dia ingin
mengatakan, kamu punya sesorang yang more than just brother, yang lebih berhak atasmu. Seketika itu saya mulai merasa kehilangan.

Di saat lain Abah saya berpesan, bahwa meskipun penghasilan saya adalah hak saya sepenuhnya, tetaplah minta izin dalam penggunaannya.'Meski saya gunakan untuk keluarga (saya)? kejar saya waktu itu. Abah mengangguk, "Ya. Meskipun uang itu kamu berikan kepada kami ... ..Satu hal lagi yang paling membuat saya sadar betapa posisi suami saya luar biasa adalah ketika perpisahan di stasiun, saat kami hendak menempuh jarak Jakarta-Batam. Abah memberikan sejumlah uang. Saya ingin memberikan uang ini pada anak saya, boleh?"tanya Abah. Suami saya tidak bisa berkata lain kecuali mengangguk. Bayangkan! Memberi uang saja Abah minta izin dulu. Seketika saya berpikir, kalau Abah saja, yang selama ini bukan hanya ayah, tapi juga guru saya, menghargai keberadaan suami saya seperti itu... apalah lagi saya? Sungguh,
itu bukan hal yang mudah saya telan. Saya harus mengunyahnya pelan-pelan, menelan sedikit-sedikit dengan sesekali nyangkut di tenggorokan, dan terkadang dengan rasa pahit ketika melewati kerongkongan. Kadang timbul pikiran nakal, kenapa Allah menganugerahkan "kekuasaan" pada laki-laki sekaligus sense" kekuasaan" itu sendiri?

Ah, saya seorang muslimah. Bukankah ketika saya berharap ridho-Nya, saya harus melewati ridho suami? Lagi-lagi saya harus menyemangati diri bahwa ketaatan saya padanya adalah bagian dari ketaatan saya padaNya. Apalagi dia, insya Allah, datang benar-benar karena kekuasaan-Nya dari hasil istikharah saya berdasarkan dua hal, akhlaq dan agama. Dan "kekuasaan" itu pun mulai saya rasakan sekarang. Suami saya anak pertama plus ketua di beberapa lembaga dakwah. Menurut saya, dia punya kecenderungan otoriter yang besar. Bukan hanya gayanya, tapi juga caranya. Saya juga anak pertama dan mantan ketua di beberapa kali kepengurusan lembaga dakwah. Wajar kalau sering keluar bandelnya.Ngeyelan istilah orang Jawa. Tapi ujung-ujungnya saya cium tangannya dan bilang, Mas harus maklum dong. Dede' kan terbiasa jadi leader, dan anak buah Dede' banyak yang laki-laki. Eh, sekarang Dede' harus menurut pada seorang laki-laki.". Tentu saja dengan nada merayu dan merajuk. Biasanya dia hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala. (Maklumlah, dengan Abah pun saya biasa diskusi, bargaining, bukan "diperintah". Juga sparing partner yang kebanyakan putra. Eh, tennyata  sekian tahun melanglang buana di berbagai lembaga dakwah kampus... saya
belum pernah sekalipun bergabung di bidang keputrian. Lengkaplah sudah fasilitas saya untuk merasa sejajar dengan pria)

Ternyata Allah mempertemukan saya dengan seseorang yang membuat saya melihat
dengan mata hati, perasaan, bukan sekedar rasionalitas dan sentimen keperempuanan saya. Suami saya menyuruh saya mengubah penampilan: jilbab yang saya pakai diperbesar. Kondisi Batam beda dengan Yogya, De: Ha?! Bahkan untuk urusan sekecil ini pun harus diatur? Tapi toh akhirnya saya menurut juga. Apalagi ketika dia menjelaskan bahwa dia hanya tidak ingin ada sesuatu yang tidak mengenakkan menimpa saya di sana. Deu, jadi terharu. Suami saya menyuruh mengurangi ketawa-ketiwi (yang saya memang hobby). Dede' sudah ummahat lho. Jaga wibawalah. Aduuh... emangnya ummahat nggak boleh ketawa-ketiwi, ya? Pun soal interaksi dengan non mahram (saya terhitung moderat untuk urusan satu ini). Bukan hanya dengan "adik-adik" saya, tapi juga partner kerja dalam kepenulisan maupun organisasi. Ada lagi. Soal identitas diri. Di beberapa hari usia pernikahan kami, saya selalu bilang, 'Aku tetap Nurul F Huda, hukan Nyonya Purwanto.Ya... selama ini saya merasa cukup yakin membangun eksistensi. Tapi begitu tiba di Batam, setiapkali bertemu teman baru, ujung-ujungnya, 'Ini lho istrinya Pak Pur!"(meski saya sudah menyebutkan "nama beken" saya!) Begitulah sampai saat ini. Eh, lagi-lagi saya mulai menyukainya. Apalagi rasa-rasanya buku saya lebih laku di Batam karena menikah dengannya.

Anak buahnya di Majelis Ta'lim ternyata punya sentimen terhadap istri "bapaknya". Jadi ketika sekarang ini saya dikenalkan dengan orang, 'Ini mbak Nurul..'dan orang menyahut dengan,'Oo..Mbak Nurulnya Pak Pur?"saya akan tersenyum sampai ke dalam relung hati saya. Suami saya juga seorang supporter yang luar biasa. Dia yang  mengejar-ngejar saya untuk menulis lagi. Yah, sejak menikah saya memang agak pemalas. Entah kenapa. Ayo... kok nggak produktif De; bukunya di Counter Fatahillah udah habis, (dia memang sering ngecek kalau mampir ke Plaza Batamindo, di daerah Muka Kuning, tempat dia kerja). Juli mau cetak ulang, lho (buku saya terbit April lalu). Wah, laris juga ya. Ayo dong FLP-nya diurusin, telpon lah ke Riau (FLP Batam memang macet, dan salah satu orientasi dia menikah dengan saya memang  menghidupkan dakwah tulisan di Batam, lewat FLP terutama). Katanya mau release di sini, ntar tak bantuin acaranya dan nyari sponsor deh. Gimana Dede' ini.. skripsinya kok
nggak selesai-selesai (terutama kalau saya sudah mulai "lupa" dan hanya ribut soal naskah). Nah, tulisan ini adalah hasil paksaan dia. Ya... saya harus belajar menulis sesuatu yang lain, bukan? Selain cerita seperti yang selama ini saya lakukan. Tapi saya pikir-pikir.. jangan-jangan itu juga bagian dari bentuk nyata praktek"kekuasaannya?':
Herannya, saya susah untuk menolak, tuh. Kenapa ya? Lalu saya mencoba mencari sebabnya. Perasaan. Ya, kekuatan itulah yang berhasil memaksa saya menjadi orang yang menurut, mau diatur, tidak banyak menolak... de el el. Perasaan bahwa dia adalah orang terdekat saya, bahwa apa yang dia lakukan adalah bentuk pengejewantahan rasa tanggungjawab dan cintanya pada saya. Perasaan saya juga yang mengatakan tidak ada yang dia inginkan selain kebaikan buat saya.

Begitulah. Ah, saya jadi ingat 'adik' saya, Aga itu, "Kamu tuh sebetulnya ngeyelan juga, Mbak Tapi.. apa perempuan begitu ya? Dia akan mengalah pada orang yang dekat dengannya (berhasil mendekatinya). " Yah... barangkali itulah yang sekarang terjadi pada saya. Saya sedang benar-benar jadi perempuan. Dia memang hampir tidak pernah memuji saya, tapi saya tahu dia bangga pada saya. Belakangan dia suka keceplosan cerita saat bicara dengan teman-temannya. Wah, Bidadarinya sukanya warna biru.. enak lho, ada sarapan dan seorang Bidadari yang menemani Sekarang bukan bayangan Bidadari, tapi sudah jadi Bidadari. Dia juga belum pernah bilang I love you. Tapi saya yakin dia care. Yah, meski saya agak kesal karena dia belum juga menamatkan buku 'Bayangan bidadari' yang saya hadiahkan saat kami menikah. Tapi itulah suami saya.
Dan saya harus mengakui...,banyak hal dari makhluk Allah yang satu ini yang membuat saya merasakan arti hidup dan kesyukuran. Sesuatu yang seperti saya sebutkan di atas, membuat saya merasa dekat dengannya.

Suamiku, pangeranku, ajari aku untuk menjadi benar-benar bidadarimu, bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat kelak. Karena sekali lagi... Dede' benar-benar baru belajar untuk menjadi seorang istri. Lebih-lebih istri yang barangkali terbayang dalam benak Mas selama ini.


PENGERTIAN PEMBANGUNAN NASIONAL


Pembangunan nasional yang diselenggaraan dewasa ini merupakan apresiasi dari penyelenggaraan pembangunan di setiap daerah. Pembangunan yang diselenggarakan dalam era otonomi daerah saat ini tidak lepas dari semangat proklamasi dan perjuangan bangsa yang mengendaki adanya pemerataan pembangunan di segala bidang. Hal tersebut terimplementasi melalui program-program pembangunan fisik dan non fisik.
Pembangunan fisik dilaksanakan untuk menyediakan berbagai saranan dan prasarana umum yang dibutuhkan oleh masyarakat seperti gedung, jalan, pasar, dan infrastruktur lainnya.Sementara itu pembangunan non fisik sangat identik dengan pemberdayaan masyarakat melalui pemulihan status sosial ekonomi masyarakat. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia.
Isu yang muncul terkait dengan otonomi daerah adalah bagaimana kemampuan Pemerintah Daerah dilihat dari sumber daya manusia aparatnya mampu mewadahi aktivitas pemerintahan, pelayanan publik, dan pembangunan. Banyak Daerah yang mengakui bahwa kemampuan sumber daya manusia aparaturnya masih perlu ditingkatkan ( Dwiyanto,2003:36 ) . Pemerintah akhir–akhir ini memberikan perhatian yang besar pada upaya-upaya peningkatan kemampuan aparatur dalam melaksanakan tugas-tugasnya, yakni memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada rakyat sesuai perannya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Upaya-upaya tersebut dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan baik yang bersifat struktural ataupun yang bersifat fungsional. Pendidikan dan pelatihan saja tidaklah cukup, diperlukan adanya pembinaan dan motivasi kerja aparatur untuk menumbuhkan meningkatkan kinerja aparatur yang kuat dalam rangka meningkatkan prestasinya.
Keberhasilan pembangunan nasional sangat ditentukan oleh keberhasilan aparatur negara dalam melaksanakan tugasnya. Terutama dari segi kepegawaian. Oleh karena itu aparatur pemerintah memiliki peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai motor dan penggerak dalam semua aktivitas fungsi pemerintahan selaras tuntutan reformasi yang menuntut pemerintahan yang bersih dari perbuatan amoral ( Tjokroamidjoyo dalam Suharto,2002 : 7 ).
Peningkatan kemampuan aparat menjadi penting mengingat perubahan arah kebijakan pemerintah sebagaimana dikehendaki oleh semangat reformasi untuk lebih luas memberi ruang gerak dan peran serta yang lebih besar bagi masyarakat dalam kegiatan pemerintahan dan pembangunan, dimana pemerintah beserta aparaturnya lebih berperan sebagai fasilitator. Perubahan arah kebijakan ini membawa implikasi terhadap kemampuan profesionalisme pegawai dalam menjawab tantangan era globalisasi dalam menghadapi persaingan ketat dengan negara – negara lain di dunia.

PENGERTIAN TAQWA


Iman Dan Ketaqwaan
Istilah dan penggunaan kata taqwa selalu diawali atau bergandengan dengan kata ”iman”, seperti surat Ali Imran/3:102 di atas, juga perintah puasa.[4] Ini menunjukkan bahwa orang bisa melaksanakan ketaqwaan karena atas dasar keimanannya. Sehingga, dalam konteks ketaqwaan inilah maka kita bisa memahami, mengapa keimanan sesorang bisa bertambah dan berkurang. Untuk itu, dengan beriman dan bertaqwa, Allah menjanjikan hilangnya ketakutan dan kekhawatiran untuk melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNya. Dalam surat Al-Anfaal/8:29 ditegaskan Allah :

”Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.”
Juga, dalam surat Al-Baqarah/2:58 menegaskan :

”Kami berfirman : tinggalkan keadaan seperti ini, sesungguhnya akan datang kepada kamu petunjuk dariKu. Barangsiapa mengikuti petunjukKu, akan lenyap segala ketakutan dan tak ada pula kesusahan.”
Karena keimanannya itu, maka dalam An-Naba/78:31 Allah berfirman :

”Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan”
Ketakutan, sebagaimana terhadap kelaparan dan kehilangan harta, jiwa, dan lain sebagainya, yang dinyatakan dalam Alqur’an surat Al-Baqarah/2:155[5], sebagai cobaan bagi orang-orang yang mampu bersikap sabar. Ada 12 ayat yang menyatakan hal seperti itu dengan kasus yang berbeda. Dalam Alqur’an surat al-A’raf/7:35 malahan dinyatakan bahwa keadaan seperti itu, yaitu tiadanya suasana ketakutan dan kesengsaraan :

“Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
Terdapat pula orang-orang yang bertaqwa dan berbuat baik, misalnya, melakukan shadaqah, menghindarkan diri berkata yang menyakitkan hati orang dan mengucapkan kata-kata yang manis, seperti terdapat dalam surat Al-Baqarah/2:262 :

”Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
Maka, orang yang bertaqwa (muttaqin), adalah orang yang selalu menjaga dirinya dari perbuatan dosa dengan satu pedoman dan petunjuk Alqur’an sehingga bisa mengembangkan kemampuan rohani dan kesempurnaan diri. Mirza Nashir Ahmad dalam terjemahan the Holy Qur’an-nya, menyebut orang yang bertaqwa adalah orang yang memiliki mekanisme atau daya penangkal terhadap kejahatan yang bisa merusak diri sendiri dan orang lain.[6] Sementara, dalam ayat lain muttaqin menunjukkan kepada orang bijak, soleh, jujur, dan bertanggung jawab. Dalam surat Al-Maidah/5:93 ditegaskan :

”Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
Perintah Allah berbuat baik dan menjauhi larangan, adalah sejalan dengan potensi yang diberikan Allah kepada manusia, yaitu bahwa Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya : ”sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” [7],sehingga memiliki kemungkinan-kemungkinan yang besar untuk maju dan mempertanggungjawabkan segala perbuatannya : ”Tiap-tiap orang bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya” [8].
4. Beberapa Ciri-ciri Orang Bertaqwa Dalam Alqur’an
Berdasarkan beberapa ayat Alqur’an, ada beberapa ciri orang bertaqwa, diantaranya : 1) beriman dan meyakini tanpa keraguan bahwa Alqur’an sebagai pedoman hidupnya[9]; 2) beriman kepada perkara-perkara yang gaib; 3) mendirikan sembahyang; 4) orang yang selalu membelanjakan sebahagian dari rezeki yang diperolehnya[10]; 5) orang yang selalu mendermakan hartanya baik ketika senang maupun susah; 6) orang yang bisa menahan amarahnya, dan mudah memberi maaf[11]; 7) mensyukuri nikmat Allah yang telah diterimanya, karena Allah mengasihani orang-orang yang selalu berbuat kebaikan[12]; 8) takut melanggar perintah Allah[13]; 9) oleh karena itu, tempat mereka adalah surga sesuai dengan yang dijanjikan Allah, dan tempatnya tidak jauh dari mereka. [14]

LANGKAH-LANGKAH METODOLOGI


. Langkah-langkah Metodologis
Untuk bisa menjelaskan implikasi taqwa terhadap pendidikan, penulis menempuhnya melalui tiga cara, yaitu : Pertama; mengumpulkan ayat-ayat Alqur’an yang berkenaan dengan taqwa, mengelompokkan dan memberi makna berdasarkan tema, kemudian mengambil inti sari (essensi) makna taqwa. Kedua; memahami landasan filosofis, teoritis, dan hakekat pendidikan; dan ketiga, menjelaskan hubungan makna taqwa yang dimaksud dalam Alqur’an dengan yang menjadi prinsip dasar atau hakekat pendidikan. Berdasarkan tiga langkah dan alur pikir inilah penulis menyusun makalah ini.
B. Ayat-Ayat Alqur’an Yang Bertemakan Taqwa
Kata taqwa yang terulang dalam Alquran sebanyak 17 kali, berasal dari akar kata waqa’ – yaqiy yang menurut pengertian bahasa berarti antara lain, ‘menjaga, menghindari, menjauhi’ dan sebagainya. Kata taqwa dalam bentuk kalimat perintah terulang sebanyak 79 kali, ‘Allah’ yang menjadi objeknya sebanyak 56 kali, neraka 2 kali, hari kemudian 4 kali, fitnah (bencana) 1 kali, tanpa objek 1 kali. Sedangkan selebihnya yakni 15 kali, objeknya bervariasi seperti rabbakum (Tuhanmu), al-ladzi khalaqakum (yang menciptakan kamu), al-ladzi amaddakum bi ma ta’malun (yang menganugerahkan kepada kamu anak dan harta benda) dan lain-lain. Redaksi-redaksi tersebut semuanya menunjuk kepada Allah swt. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pada umumnya objek perintah bertakwa adalah Allah swt. Sedangkan istilah Muttaqien adalah bentuk faa’il (pelaku) dari ittaqa suatu kata dasar bentukan tambahan (mazid) dari kata dasar waqa, yang biasanya diterjemahkan menjadi “orang yang menjaga diri untuk menyelamatkan dan melindungi diri dari semua yang merugikan”. Jadi secara keseluruhan kata muttaqien adalah menjaga diri untuk menyelamatkan dan melindungi diri dari semua yang merugikan yaitu dari kema-shiyatan, syirk, kemunafikan dan sebagainya.

Pengertian Kepemimpinan Sipil dan Militer

A.Pengertian Kepemimpinan Sipil dan Militer
kekuasaan sipil atas militer adalah sebuah doktrin dalam hubungan sipil-milter dan ilmu kemiliteran serta ilmu politik yang menempatkan tanggung jawab pembuat keputusan tertinggi stategis suatu negara berada pada tangan warga sipil pemimpin politik, bukan pada perwira militer.
Definisi: Seorang penulis Samuel.P Hangtington dalam tulisannya The Soldier and the State, menyimpulkan kekuasaan sipil yang ideal adalah pemberian kekuasaan secukupnya pada profesional militer yang kompeten pada kebijakan akhir yang ditentukan oleh penguasa sipil.
Kepentingan:Kekuasaan sipil sering kali dilihat sebagai sebuah syarat yang dibutuhkan untuk terbentuknya sebuah demokrasi liberal yang sangat baik ; Penggunaan istilah ini pada analiasa akademik umumnya berhubungan dengan negara barat yang diperintah oleh pejabat yang terpilih secara demokratis, Pada kenyataannya subordinasi militer dibawah kekuasaan sipil tidak hanya terjadi pada masyarakat tersebut. Contohnya terdapat pada kalimat Mao Zedong yang menyebutkan "Prinsip kita adalah partai memerintah senjata, dan senjata jangan pernah diizinkan memerintah partai", mencerminkan keunggulan partai komunis sebagai pembuat keputusan dalam teori marxisme-leninisme dan Maosime.
B.Catatan Kritis Hubungan Sipil-Militer di Indonesia
Dari uraian Berpijak Di Atas Bara: Kegamangan Politik TNI pada Masa Transisi tersebut setidaknya ada enam hal yang melatarbelakangi perubahan sikap politik TNI, dari mendukung Wahid, menolak, dan akhirnya mendukung kepemimpinan Megawati.
Pertama, rencana dan ancaman pengadilan kejahatan kemanusiaan oleh Pemerintahan Presiden Wahid, yang dimulai dengan mencopot Wiranto dari jabatan Menkopolkam. Meski waktu itu TNI meradang, tapi Wahid tidak cukup memiliki keberanian untuk mengadili Wiranto ke pengadilan kejahatan kemanusiaan (HAM), hanya sebatas penyidikan oleh Komisi Penyidikan Pelanggaran Hak Asasi Manusia (KPP HAM). Justru yang kental adalah upaya sistematis dari Wahid untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa pemerintahannya mampu mengontrol militer dan kepolisian, sehingga aroma politis lebih kentara ketimbang pendekatan hukum itu sendiri. Meski begitu, kebijakan Wahid ini mampu membuat perwira TNI marah dan kecewa dengan langkah Wahid, yang bermuara pada penarikan dukungan TNI dari Pemerintahan Wahid.




Kedua, pengurangan hak istimewa kepada TNI. langkah ini memang sejalan dengan komitmen masyarakat dan kalangan politisi untuk mengurangi jumlah anggota parlemen dari Fraksi TNI/Polri dari 75 orang menjadi hanya 38 orang saja. Di samping itu juga demiliterisasi jabatan sipil yang dulu dikuasai oleh TNI menjadi bagian yang menyakitkan hati, meski dengan kebijakan pensiun dini dan alih status telah membuat kalangan perwira di TNI tidak mudah menerima. Pengurangan hak istimewa juga dilakukan oleh Wahid dengan memisahkan Polri dari Keluarga Besar TNI. Pemisahan ini jelas mengurangi wilayah dan cakupan TNI untuk berkiprah di wilayah keamanan. Sebab TNI hanya ter-plot pada urusan pertahanan semata. Tak heran apabila di lapangan seringkali terjadi bentrokan antara Polri dan TNI yang salah satu masalahnya adalah masalah pungutan liar, yang dulu bisa dibagi rata, namun kini dikuasai oleh Polri.
Ketiga, dinamika internal TNI. faksionalisasi di tubuh TNI pasca Soeharto bermuara pada adanya kelompok ABRI Merah Putih dan ABRI Hijau, namun pada perjalanan waktunya, faksi TNI berubah menjadi faksi TNI Reformis dengan faksi TNI Konservatif. Perubahan ini tak pelak membuat konflik di tubuh TNI makin meradang. Lima belas rencana perubahan yang dibuat oleh TNI juga menjadi pro kontra dalam pelaksanaanya, meskipun pada akhirnya hal tersebut berjalan namun tetap memberikan kontribusi bagi konflik yang terjadi di internal TNI. salah satu perdebatan adalah masalah tuduhan pelanggaran kemanusiaan terhadap Wiranto dan perwira yang terlibat di Timor Timur, serta penghapusan wilayah territorial, yang satu menginginkan percepatan, sedangkan yang lain merasa bahwa perubahan tersebut membutuhkan pengkajian yang matang
Keempat, intervensi yang terlalu dalam oleh Wahid ke internal TNI. Pencopotan Rusdihardjo dari jabatan Kapolri, pengangkatan Agus Wirahadikusumah menjadi Pangkostrad, serta pergantian Kapuspen Sudrajat, dan pemutasian Djaja Suparman tak pelak merupakan keinginan Wahid yang tidak diputuskan melalui Wanjakti. Dosa utama dari Wahid terhadap TNI adalah keinginannya untuk mengangkat Agus Wirahadikusumah menjadi Kasad atau pun Wakil Kasad. Sebab langkah itu dinilai sudah keterlaluan dan cenderung tidak lagi memperhatikan sistem yang telah ada dan baku di Markas Besar TNI. Sehingga, dapat dikatakan bahwa dari situlah penolakan terhadap upaya intervensi Wahid ke tubuh TNI selalu berujung kegagalan, apalagi TNI makin solid pasca penolakan tersebut
Kelima, adanya konflik antara parlemen dengan eksekutif, dalam hal ini Presiden Wahid. konflik ini dijadikan TNI sebagai upaya untuk mengkonsolidasikan diri, meskipun, langkah TNI juga kadang sering terlalu melihat dinamika perseteruan tersebut, sehingga ketika parlemen masih merumuskan apakah akan dikeluarkan Memorandum II atau tidak, TNI justru memilih kembali netral, padahal pada Memorandum I TNI secara aktif mendukung dikeluarkannya Memorandum I. Langkah TNI ini disadari betul oleh para perwiranya karena apabila berjalan sendiri, justru upaya untuk mendelegitimasikan TNI makin besar, makanya TNI lebih memilih untuk bersama-sama parlemen mencabut kembali mandat yang diberikan MPR dari Wahid untuk diberikan ke Megawati Soekarnoputri




Upaya ini jelas memberikan keuntungan bagi TNI, sebab Megawati cenderung lebih lunak dalam mendorong reformasi diinternal TNI, dengan mempercayakan perubahan tersebut kepada internal TNI sendiri.
Enam, dukungan kalangan elit politik yang kontra terhadap Wahid di parlemen. Meski masih samar-samar, namun indikasi bahwa TNI mendapat dukungan dari elit politik sipil tersebut terlihat. Ada dua indikasi yang menguatkan hal tersebut. Pertama,Unjuk rasa yang dilakukan oleh massa anti Wahid dapat masuk dengan leluasa ke Gedung DPR/MPR, sementara sejak awal telah disepakati bahwa Tni maupun yang kontra. Kedua, adanya kedekatan petinggi TNI dengan pimpinan partai politik, misalnya antara Endriartono Sutarto, Kasad, Agus Widjojo, dan Agum Gumelar, Menteri Perhubungan dan kemudian menjadi Menkopolsoskam dengan Megawati, sedangkan Wiranto, dekat dengan Slamet Effendi Yusuf, dari partai Golkar.
Enam hal yang melatar belakangi perubahan sikap politik TNI merupakan sebuah pintu bagi TNI untuk tetap menjaga peluang agar TNI tetap berkiprah dalam wilayah politik. Dalam pengertian bahwa TNI masih menginginkan tetap dilibatkan dalam pembicaraan yang menyangkut kebangsaan dan kenegaraan. Meski TNI pada akhirnya rela untuk tidak lagi mendapatkan kursi di parlemen pasca Pemilu 2004, namun masih ingin dilibatkan dalam pembicaraan yang dalam bahasa TNI adalah pelibatan TNI dalam pembicaraan tersebut juga mengurangi distorsi yang sampai kepada TNI perihal permasalahan yang sedang dihadapi.
Perubahan sikap politik TNI dari mendukung Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid ke Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri adalah sebuah realitas politik ketika itu. Namun demikian perlu ditegaskan bahwa perubahan sikap politik dari mendukung Pemerintahan Wahid menjadi tidak mendukung, serta mengalihkannya ke Megawati Soekarnoputri adalah juga bukan monopoli dari TNI semata, melainkan juga dinamika politik yang terjadi saat itu. Setidaknya ada tiga point kesimpulan dari perubahan sikap politik TNI terhadap Pemerintahan sipil demokratis yang berkuasa, khususnya untuk kasus Indonesia masa pemerintahan Wahid dan Megawati.
Pertama, TNI cenderung akan mendukung kepemimpinan sipil demokratis di Indonesia yang memiliki dukungan politik yang besar dan cenderung kompromi dengan kelompok lain. Penegasan harus kompromi karena TNI cenderung melihat realitas politik pula bahwa system politik yang ada di Indonesia memiliki tingkat persaingan yang tinggi sehingga kecil kemungkinan sebuah partai politik memiliki suara mayoritas dalam pemilu.
Kedua, TNI mendukung pemerintahan sipil yang berkuasa apabila pemerintahan tersebut akomodatif dengan kepentingan TNI. Sejatinya TNI dapat memposisikan lebih baik terhadap pemerintahan sipil demokratis yang berkuasa, khususnya ke Pemerintahan Wahid,



 namun karena pada saat itu TNI tengah mengalami posisi yang dilemahkan sebagai akibat dari tumbangnya Rejim Orde Baru. Maka TNI lebih banyak membangun hubungan yang saling menguntungkan. Hal ini dapat terlihat pada Pemerintahan Megawati Soekarnoputri, di mana TNI secara respek mendukung Pemerintahan Megawati karena Megawati akomodatif terhadap TNI.
Ketiga, TNI cenderung mendukung pemerintahan sipil demokratis yang berkuasa apabila pemerintahan tersebut berprilaku jujur, terbuka dengan menerapkan asas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan pemerintahan yang baik (good government and good governance), sebagaimana harapan masyarakat. Apabila ada uapay penyelenggaraan pemerintahan yang menyimpang dari harapan masyarakat, maka TNI cenderung mengambil jarak dan perlahan mencari partner di parlemen ataupun di eksekutif , yang ujungnya akan menarik dukungannya.

Rabu, 06 Juni 2012

RPP UJIAN

RPP Mengintifikasi Unsur- Unsur Intrinsik dan EkstrinsikSuatu Cerita yang Disampaikan Secara Langsung 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 

SEKOLAH : SMA Kartika Kendari 
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia 
KELAS : X 
SEMESTER : 1
 ALOKASI WAKTU : 2 x 45 Menit

A. STANDAR KOMPETENSI
 Mendengarkan: 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/tidak langsung.

B. KOMPETENSI DASAR 
Mengidentifikasi unsur sastra (intrinsik dan ekstrinsik) suatu cerita yang disampaikan secara langsung/rekaman. 

C.INDIKATOR 
1. Kognitif 
    a. Proses 
       - Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen
    b. Produk 
      - Menentukan unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen 
      - Menjelaskan maksud unsur intrinsik cerpen 
2. Psikomotor 
    -Menyampaikan unsur-unsur intrinsik yang telah ditemukan di dalam cerpen 
    - Menanggapi penjelasan tentang unsur-unsur yang ditemukan oleh teman.
3.  Afektif 
   a. Karakter
      - Kerja sama 
      - Teliti 
      - Tanggap
   b. Keterampilan sosial
      - Menyampaikan hasil diskusi dengan baik dan benar 
      - Membantu teman yang mengalami kesulitan. 
D.TUJUAN PEMBELAJARAN 
1. Kognitif
   a. Proses 
      -Setelah membaca cerpen yang disajikan, siswa diharapkan mampu menemukan unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen 
   b. Produk Setelah membaca dan membahas hasil pencapaian tujuan proses di atas, siswa diharapkan mampu menuliskan kembali unsur-unsur intrinsik yang telah ditemukan. 
2. Psikomotor
        Secara berkelompok siswa dapat menyampaikan unsur intrinsik cerpen yang disediakan dalam LKS 1: psikomotor.
3. Afektif 
    a.  Karakter
        -Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperhatikan kemajuan dalam perilaku seperti kerja sama, teliti dan tanggap.
    b. Keterampilan sosial 
       -Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam kerampilan menyampaikan hasil diskusi dengan bahasa yang baik dan benar, bekerja sama dalam kelompoknya, dan membantu teman yang mengalami kesulitan. 

E. MATERI PEMBELAJARAN 
    -Teks cerita pendek 

F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN 
    1.Model pembelajaran : pembelajaran langsung (eksplisit) 
    2. Metode pembelajaran Diskusi Unjuk kerja Penugasan 

G. BAHAN
    -Cerita Pendek

H. ALAT
    - Lembar kerja 
    -Spidol

I.  SKENARIO PEMBELAJARAN
NoKegiatan
A1Kegiatan awal (10 menit)
1.  Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa yang tidak hadir.
 2. Guru memberi motivasi kepada siswa.
 3.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
 4. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya mengenai pengetahuan siswa tentang unsur intrinsik yang terdapat dalam karya sastra
B1Kegiatan inti (25 menit)
 1. Siswa membentuk kelompok antara 4-5 orang per kelompok.
 2.  Guru memberi penjelasan tentang kinerja yang akan dilakukan siswa pada saat menyimak cerita yang akan disampaikan.
 3. Siswa mendengarkan/menyimak cerita pendek yang sudah disediakan oleh guru, yang akan dibacakan oleh teman secara bergantian.
 4.  Secara berkelompok siswa berdiskusi mengenai unsur intrinsik di dalam cerpen kemudian mengidentifikasi dan menuliskan unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen.
 5.  Setiap kelompok menunjuk salah satu anggotanya untuk menyampaikan secara lisan hasil diskusi secara runtut dan jelas di depan kelas.
 6. Siswa bertanya jawab/menanggapi informasi yang didengar/disimak dengan bahasa dan alasan yang rasional dan logis. 
C1Kegiatan akhir (10 menit)
 1. Guru dan siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran hari ini.
 2. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini.
 3. Guru memberi tugas kepada siswa kemudian pembelajaran ditutup dengan salam.

J. SUMBER PEMBELAJARAN
   -Buku: Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA kelas X Materi esensial Bahasa Indonesia Silabus.

K.EVALUASI DAN PENILAIAN
    - Tugas Individu: Menggunakan LKS
    - Jenis Tagihan Penilaian: LKS 1 dan LP 1 
    - Bentuk Instrumen Penilaian: Uraian Bebas Jawaban Singkat  

L.  LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
     BAHASA INDONESIA SMA KELAS X SEMESTER 1     
  -Standar Kompetensi Mendengarkan: 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/tidak langsung. 
 Oleh: 
      Media Pembelajaran: Cerpen Aku bagaikan manusia yang terhina. Rasanya kehadiranku tak pernah diharapkan siapapun, bahkan oleh kedua orang tuaku. Aku lahir dari sebuah keluarga yang hidupnya sangat memprihatinkan. Teramat sangat, karena kedua orang tuaku hidup dengan tidak layak ditambah lagi dengan pendidikan rendah dan sikap yang kolot. Hidup dengan kekurangan disana-sini menjadikan ibu dan bapak sebagai orang tua yang haus akan materi. Namun parahnya tiada upaya, hanya impian meninggi namun sangat tipis usaha untuk menggapainya. Jangan tanyakan di mana keluarga kami yang lain. Karena keadaannya sama saja. Entah mengapa aku lahir di tengah-tengah kelurga bobrok ini, bahkan aku menyebutnya keluarga terkutuk.
     Pada dasarnya orangtuaku mengharapkan anak mereka yang lahir adalah lelaki, karena mereka berharap kami akan membantu perekonomian keluarga. Namun, anak pertama terlahir sebagai perempuan, berlanjut terus tanpa henti hingga aku terlahir sebagai perempuan di urutan ke delapan. Hah…tidak usah heran, karena mereka pun tak pernah lelah mengharapkan impian bodoh mereka itu. Kedengarannya kasar sekali aku mengecam orang tua dan keluargaku sendiri. Namun, itulah kerasnya kehidupan, kadang kita akan terseret ke dalam arus disekelilingnya. Aku muak!! Aku tak ingin terus-terusan hidup luntang – lantung dalam kehidupan menyebalkan seperti ini. Apalagi setelah kelahiranku beberapa tahu lalu bapak pergi entah ke mana. Ia mungkin tak sanggup lagi memikul tanggung jawab untuk menafkahi sembilan orang perempuan yang hanya menyusahkan kehidupannya. Aku tahu di luar sana ia pasti berteriak lega. Hingga sudah bisa ditebak aku tak pernah tahu bagaimana rupa bapakku itu. 
     Malam ini ku pilih sebagai malam yang tepat untuk mengakhiri bebanku selama ini. Apakah aku akan bunuh diri? Owh, tidak!! Aku tidak sebodoh itu. Aku hanya ingin memulai kehidupan baruku. Yaa, sama seperti bapak yang lari meninggalkan kami. Toh aku juga tidak akan dicari oleh mereka. Malah sangat pasti mereka akan senang, karena tanggungan mereka berkurang satu lagi. Hari-hariku berjalan dan berlanjut apa adanya. Awalnya sulit karena aku harus hidup sendiri tanpa ada yang perduli dengan diriku. Terkadang aku berpikir untuk mencari bapak. Ibu pernah bercerita, bahwa bapak mempunyai tanda yang bisa aku kenali. Yaitu ia mempunya tanda lahir berbentuk bulan sabit berwarna hitam legam di punggung sebelah kanan. 
    Tanda yang langka, sehingga mudah untuk dikenali. Namun, apakah mungkin aku memeriksa punggung setiap laki-laki? Hah, mustahil. Sudahlah aku pun melenyapkan keinginan gila itu. Lagipula jika aku bertemu dengannya, aku mau apa darinya? Aku sudah teramat benci terhadapnya. Lelaki tak bertanggung jawab.!! Mungkin itulah awal dari kebencian ku yang teramat sangat terhadap lelaki. Apalagi aku terbiasa hidup di lingkungan perempuan yang mandiri tanpa lelaki. Ibu pun seolah mengajarkan untuk benci terhadap lelaki. Akhirnya ini juga yang membawaku ke dalam lembah kesalahan. Semua orang tahu bahwa hidup di jalan bukanlah hal mudah. Sangat banyak godaan yang menyesatkan. Dan aku pun tak bisa menghindarinya. Dan yang membuat aku bertahan dengan semua itu karena aku menikmatinya. Aku tak punya keahlian apa-apa. Yakh, terpaksa untuk membiayai hidup aku pun bekerja menjual diri. Mungkin bagi orang, perjalanan ini sudah biasa. Sudah tak sedih lagi. Sudah bassiiii….!!! Tapi itu tanggapan orang yang hanya mendengarnya, tapi bagiku yang merasakannya, ini sangat sakit. Saakiiit…. dan pedih…! Namun hal itu tak membuatku sedikit bersimpati terhadap pria. Jangan pikir aku akan menyerahkan tubuh ini pada pria-pria di luar sana yang nakal. Hah,,,tidak!! Tidak akan pernah.!! Lalu,, pada siapa?? Yakh, tentu saja terhadap sesama jenisku: perempuan. Hufft….aku merapikan pakaianku dan bergegas meninggalkan hotel. Siang itu aku baru saja “melayani” pelanggan setiaku. Pelangganku memang terbilang sedikit, karena memang susah untuk mencari yang seperti kami. Mungkin banyak, tetapi banyak yang tidak mau mengakui bahwa mereka adalah kaum lesbi. Namun, biarlah dengan begitu sainganku tidak terlalu banyak, dan tentu saja bayaranku akan tinggi. Seiring bertambahnya usia, pelangganku semakin berkurang.
    Apalagi usia yang semakin menua membuat parasku tak secantik dulu. Tenagaku pun tak sehebat dulu lagi. Sehingga banyak pelangganku yang kabur. Aku pun mulai berpikir untuk mencoba “menjualnya” kepada lelaki. Aku yakin pelanggan lelaki lebih banyak dan lebih mudah didapat. Lagipula tubuhku pun masih belum terlalu jelek bagi para lelaki. Awalnya aku berat, sangat berat. Aku tak pernah membayangkan akan melakukannya dengan lelaki. Karena terus terang rasa benci yang tertanam sejak kecil, belum bisa aku lenyapkan. Tapi kehidupan yang menuntunku.  Malam ini, aku pun mendapatkan pelanggan pria pertama ku. 
     Aku sama sekali tak merasakan apapun terhadap pria ini. Seorang pria paruh baya, yang dalam pikiranku sungguh tidak tahu diri. Seharusnya ia insaf, karena melihat tampangnya ia tak akan berumur panjang lagi. Tapi,,, sudahlah. Yang terpenting aku mendapatkan uang. Kami pun memulainya. Aku sungguh baru pertama melakukan ini dengan pria, setelah puluhan tahun aku bergelut dalam dunia hitam ini dan melakukannya dengan wanita. Aku merasakan hal aneh. Entah, apa namanya. Aku merasakan kesedihan yang mendalam. Ketika ia mulai menjelajahi tubuhku, hingga melucuti satu-persatu pakaian yang melekat ditubuhku. Namun, ditengah “permainan hot” kami itu, aku tersentak kaget. Aku kemudian segera memakai pakaianku. Aku tak peduli ketika pria itu terus memanggilku. Aku menghempaskan tubuhnya yang masih berusaha untuk memaksa aku kembali melanjutkan hubungan tadi. “ Kita belum selesai nona!! Jadi kamu tidak akan bisa lari dariku”. Huh…aku tidak peduli. Aku menhempaskan tubuhnya. Kutatap lekat-lekat wajahnya. Wajah itu seperti tak asing bagiku. Bahkan aku segera merasakan perasaan benci yang memuncak terhadap semua lelaki. Aku berlari terus berlari. Tiba-tiba saja rasa penasaran tentang sosok selama ini yang aku cari-cari hilang sudah. Karena baru saja aku melihat sebuah tanda bulan sabit berwarna hitam legam di punggung sebelah kanan. SELESAI 
LKS 1: LEMBAR KERJA SISWA 
Bahasa Indonesia
 Nama……………………. Kelompok……………… Tanggal………………. 
Kegiatan 1 
    Bacalah cerita pendek yang telah disediakan. Setelah membaca, kerjakan langkah-langkah berikut: 
 Tentukanlah unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen tersebut! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. 
 LKS 2: LEMBAR KERJA SISWA Bahasa Indonesia 
Nama……………………. Kelompok……………… Tanggal………………. 
Kegiatan 2 
    Carilah sebuah Cerpen. Lalu bacalah. Setelah membaca, kerjakan langkah-langkah berikut: 
Tentukanlah unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen tersebut! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. 
LEMBAR PEGANGAN GURU (LPG)
 BAHASA INDONESIA
 SMA KELAS X 
SEMESTER 1 
 Standar Kompetensi Mendengarkan: 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/tidak langsung. Oleh:   Unsur Intrinsik Karya Sastra adalah unsur-unsur yang secara organik membangun sebuah karya sastra dari dalam
 Contoh
 unsur intrinsik
 (1) tokoh 
(2) alur
 (3) latar,
 (4) judul 
(5) sudut pandang
 (6) gaya dan nada 

 Secara umum unsur-unsur intrinsik karya sastra prosa adalah: 
1. Tokoh /karakter
 2. Alur / plot
 3. latar/ setting
 4. sudut pandang (point of view)
 5. tema
 6. amanat 

     Karakter adalah orang yang mengambil bagian dan mengalami peristiwa-peristiwa atau sebagian peristiwa-peristiwa yang digambarkan di dalam plot. 
      Plot adalah rangkaian peristiwa yang satu sama lain dihubungan dengan hukum sebab-akibat.  Latar adalah latar peristiwa yang menyangkut tempat, ruang, dan waktu. 
    Tema adalah gagasan pokok yang terkandung dalam drama yang  berhubungan dengan arti (mearning atau dulce) drama itu; bersifat lugas, objektif, dan khusus. 
    Amanat adalah pesan yang hendak disampaikan oleh pengarang kepada pembaca yang berhubungan dengan makna (significance atau utile) drama itu; bersifat kias, subjektif, dan umum. 

PEMBEDAAN TOKOH
 A. Dilihat dari segi peranan/ tingkat pentingnya/ keterlibatan dalam cerita 
1. tokoh utama (main/ central character) yaitu tokoh yang diutamakan penceritaannya 
2. tokoh tambahan (peripheral character) yaitu penceritaan relatif pendek (tidak mendominasi) 
 B. Dilihat dari fungsi penampilan tokoh
 1. Protagonis memberikan simpati, empati, melibatkan diri secara emosional terhadap tokoh tersebut. Tokoh yang disikapi demikian disebut tokoh protagonis.
 2. Antagonis - tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik - beroposisi dengan tokoh protagonis - Peran antagonis dibedakan menjadi dua, yaitu: 
1. tokoh antagonis 
2. kekuatan antagonis (tak disebabkan oleh seorang tokoh) 
 Contoh:
 bencana alam, kecelakaan, nilai-nilai sosial, lingkungan alam, nilai moral, kekuasaan dan 
kekuatan yang lebih tinggi, dan sebagainya. 
 C. Berdasarkan Perwatakannya 
1. Tokoh Sederhana/ Simple/ Flat Tokoh yang hanya mempunyai satu kualitas pribadi (datar, monoton, hanya mencerminkan satu watak tertentu). Biasanya dapat dirumuskan dengan satu kalimat 
2. Tokoh Bulat/ Complex/ Round Diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupan, kepribadian, dan jati dirinya. Bertentangan, sulit diduga, dan mempunyai unsur surprise. Keduanya tidak bersifat bertentangan, hanya merupakan gradasi saja. 
 D. Berdasarkan berkembang atau tidaknya perwatakan tokoh 
• Tokoh Statis adalah tokoh tak berkembang yang secara esensial tidak mengalami perubahan atau perkembangan perwatakan sebagai akibat peristiwa-peristiwa yang terjadi. 
• Tokoh Berkembang 
• mengalami perkembangan perwatakan dalam penokohan yang bersifat statis biasanya dikenal tokoh hitam dan tokoh putih 
 E. Berdasarkan Kemungkinan Pencerminan Tokoh terhadap Manusia dari Kehidupan Nyata
 • Tokoh Tipikal pada hakekatnya dipandang sebagai reaksi, tanggapan, penerimaan, tafsiran pengarang terhadap tokoh manusia di dunia nyata. 
Contoh
 guru, pejuang, dan lain-lain.
 • Tokoh Netral tokoh cerita yang bereksistensi demi cerita itu sendiri. Ia benar-benar merupakan tokoh imajiner 

 LEMBAR PENILAIAN (LP) BAHASA INDONESIA
 SMA KELAS X 
SEMESTER 1
 Standar Kompetensi Mendengarkan: 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/tidak langsung. 

 LP 1 : KOGNITIF PROSES
 Pedoman Penskoran LKS 1 No Komponen Deskriptor Skor 1 2 3 1 Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen Siswa mampu Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen
 Keterangan: 
 (1) sangat tepat 
 (2) tepat 
 (3) tidak tepat 
     
          Cara Pemberian Nilai Rumus: Nilai=(Skor Perolehan Siswa)/(Skor Maksimun) x 100  


 LP 2 : KOGNITIF PRODUK
No
Komponen

Deskriptor
skor
1
Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen

Siswa mampu Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen
 1
2
3

Keterangan:
 (1) sangat tepat 
 (2) tepat 
 (3) tidak tepat
        Cara Pemberian Nilai Rumus: (Skor Perolehan Siswa)/(Skor Maksimun) x 100  

 LP 3 : PSIKOMOTOR
    Pedoman Penskoran LKS 2 No Komponen Deskriptor Skor Catatan 1 Mampu membacakan hasil identifikasi unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen, dengan kriteria: Suara Lafal Intonasi Sangat jelas Kurang jelas Tidak jelas Sangat jelas Kurang jelas Tidak jelas Sangat jelas Kurang jelas Tidak jelas 3 2 1 3 2 1 3 2 1 2 Menanggapi hasil identifikasi yang disampaikan teman Siswa mampu menanggapi hasil identifikasi unsur intrinsic cerpen yang disampaikan teman 1 2 3

 Keterangan:
 (1) sangat tepat
 (2) tepat
 (3) tidak tepat 
  
 Cara Pemberian Nilai Rumus: (Skor Perolehan Siswa)/(Skor Maksimun) x 100


NoTanggung JawabDisiplinKetekunanKreatifKritis
1
1 2 3 4
1 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
21 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
31 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
51 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
61 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
71 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
81 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
91 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
101 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
111 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
121 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
131 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
141 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
151 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
161 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
171 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
181 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
191 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
201 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
211 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
221 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
231 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
241 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
251 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
261 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
271 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
281 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
291 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
301 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
311 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
321 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
331 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
341 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
351 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
361 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
371 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
381 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
391 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
401 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4

Keterangan
 4 = sangat baik
 2 = kurang baik 
 3 = baik 
 1 = tidak baik


NoInisiatifBerbahasa Santun dan KomunikatifPartisipasi
1
1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
21 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
31 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
41 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
51 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
61 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
71 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
81 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
91 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
101 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
111 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
121 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
131 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
141 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
151 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
161 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
171 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
181 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
191 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
201 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
211 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
221 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
231 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
241 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
251 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Keterangan 
 4 = sangat baik 
 2 = kurang baik 
 3 = baik 
 1 = tidak baik