Rabu, 30 Mei 2012

Tabel Mhanto


NamaHobbyNama Pacar
ArmantoFootballUni
DeharmanFootballNunu

latar belakang proposal


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang dan Rumusan Masalah
1.1.1        Latar Belakang

Manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan    manusia lainnya, sehingga dari kecenderungan tersebut mendorong manusia untuk hidup berkelompok. Dalam kehidupan berkelompok inilah manusia memerlukan alat komunikasi sebagai penghubung antarindividu dan antaranggota kelompok dalam masyarakat, dan alat komunikasi itu disebut bahasa.
Bahasa dapat berupa bahasa tulis ataupun bahasa lisan. Terkadang dalam keterbatasannya manusia tidak dapat menyerap bahasa yang disampaikan secara lisan. Oleh karena itu, dipakailah bahasa yang berbentuk tulisan. Sehingga dengan demikian, bahasa tulis memegang peranan yang begitu penting dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari.
Keterampilan menulis merupakan kemampuan produktif. Oleh karena itu, kita dituntut bagaimana mengorganisasikan buah pikiran, idea tau gagasan dengan menggunakan rangkaian yang logis dan terpadu dalam bahasa tulis. Untuk mencapai hal itu dibutuhkan kesungguhan dalam belajar dan kemauan keras. Dengan demikian, wajar bila dikatakan bahwa menciptakan iklim budaya tulis menulis akan mendorong seseorang untuk lebih aktif, kreatif, dan cerdas.
Hal itu terjadi untuk mempersiapkan sebuah tulisan, sejumlah komponen mulai dari hal yang sederhana seperti memilih kata dan bentuk tulisan sampai hal-hal yang sulit harus dikuasai, yaitu menciptakan koherensi dan mewujudkan kepaduan bentuk tulisan lewat diksi yang baik maupun majas. Semua unsur tadi harus dipersiapkan.
Pembelajaran menulis dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bahasa Indonesia untuk SMA bertujuan untuk meningkatkan kemampuan intelektual (berpikir kreatif dan disiplin menggunakan akal sehat, menerapkan pengetahuan yang berguna, memahami dan menekuni konsep abstrak serta memecahkan masalah).
Berdasarkan tujuan tersebut, salah satu jenis menulis yang penting dikuasai siswa adalah menulis paragra persuasive. Menulis paragraf persuasif dikatakan penting karena siswa dilatih dan dituntut untuk berpikir logis.
Dalam membuat paragraf persuasif, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yang merupakan ciri-ciri paragraf persuasif yang membedakannya dengan paragraf-paragraf yang lain seperti paragraf argumentasi, eksposisi, dan narasi yaitu pernyataannya harus logis dan mempunyai sifat mengajak dengan alasan yang kuat, menggunakan bahasa denotasi, analisis berdasarkan fakta, dan unsure subyektif dan emosional dibatasi. Jika hal-hal itu diperhatikan, maka akan tercipta daya persuasif yang baik.
Keberhasilan penulis dalam menulis paragraf persuasif akan terlihat apabila tujuan persuasif itu tercapai dimana penulis mampu mempengaruhi, meyakinkan dan mengubah pikiran pembaca sehingga mereka menyetujui dan meleksanakan pendapat yang ditulis. Seandainya hal-hal itu dapat dikuasai dan dimiliki oleh siswa-siswa, maka mereka akan menjadi generasi-generasi penerus bangsa yang cerdas, penulis-penulis terkenal. Dengan uraian tujuan yang diharapkan, pemebelajaran dalam kurikulum bahasa Indonesia, dan uraian tujuan paragraf persuasif  mempeunyai keterkaitan dan hubungan untuk menyatukan dalam satu kegiatan menulis paragraf persuasif. Oleh karena itu, untuk mencapainya guru diharapkan dapat member motivasi dan penjelasan tentang pentingnya manulis khususnya menulis paragraf di sekolah ataupun di rumah. Hal ini dimaksudkan agar siswa terampil dan mampu dalam menggunakan bahasa tulis sehingga orang lain (pembaca) dapat memahami apa maksud dan tujuan yang ingin disampaikan.
Peran utama guru dalam proses pembelajaran dituntuk untuk memberikan motivasi menulis karangan pada siswa dalam proses pembelajran di kelas. Mengarang adalah suatu proses kegiatan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orag lain atau kepada diri sendiri dalam tulisan.
Pembelajaran menulis paragraf persuasif di SMA khususnya di kelas X dilakukan secara konvensional dalam arti siswa dapat diberi sebuah teori menulis persuasif  kemudian siswa melihat contoh dan akhirnya siswa ditugasi untuk membuat paragraf persuasif. Berdasarkan observasi awal, penelitian di SMA Negeri 1 Lasolo tentang paragraf persuasif sudah dipelajari secara khusus baik dalam pemebrian tugas di rumah maupun di sekolah, sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran menulis paragraf persuasif dipelajari di kelas X semester satu SMA Negeri 1 Lasolo. Namun, ada pertanyaan apakah dengan mempelajari menulis paragraf persuasif siswa akan mampu menulis paragraf persuasif dengan baik.
Penelitian tentang menulis persuasif ini pernah dilakukan oleh Mulhamah (2004). Dia meneliti tentang kemampuan menulis wacana persuasif  siswa kelas II MAN Bau-Bau. Mulhamah menempatkan kepersuasifan wacana, penulisan keefektifan kalimat, dan pemakaian EYD sebagai dasar penilaian tulisan.      Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan bahwa secara klasikal kemampuan siswa dalam membuat paragraph persuasif  belum tuntas. Penelitian Mulhamah tersebut berbeda dengan penelitian yang penulis teliti. Penulis meneliti aspek lain yakni ketepatan paragraf: kesatuan, kepaduan dan pengembangan, penyertaan fakta pendukung  dan menimbulkan daya pengaruh dan daya bujuk.
Materi pembeajaran menulis paragraf persuasif berdasarkan KTSP merupakan materi pembelajaran yang ada pada semester satu. Hal ini dapat diamati dari berbagai sumber pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang digunakan oleh guru dan siswa. Dalam buku teks bahasa dan sastra Indonesia untuk SMA/MA kelas X (2008) dengan tim penulis Utami, untuk semester satu terdapat pada pelajaran 9 yang bertema “Sumber Daya Manusia” dengan sub tema yaitu paragraf persuasif.
Atas dasar itulah, penulis terdorong untuk melakukan penelitian ini. Disamping itu juga, penelitia tentang menulis paragraph persuasif di SMA Negeri 1 Lasolo belum pernah dilakukan disekolah lain. Oleh karena itu penulis terdorong untuk melakukan penelitian agar dapat diketahui kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif yang memadai. Hal ini, sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pembelajaran menulis di Sekolah Menengah Atas (SMA) berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menulis paragraf persuasif ini perlu dikuasai oleh siswa karna melalui menulis paragraf persuasif siswa dapat membangkitkan daya kritisnya terhadap suatu fenomena dengan penyampaian yang logis dan terarah serta mampu menulis paragraph persuasif dengan baik.

1.1.2        Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan menulis paragraf persuasif siswa kelas X SMA Negeri 1 Lasolo”?

1.2    Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.2.1        Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan menulis paragraf persuasif siswa kelas X SMA Negeri 1 Lasolo.

1.2.2        Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
1.    Bahan acuan bagi guru bahasa dan sastra Indonesia secara umum dalam mengajarkan kemampuan menulis paragraph, khususnya menulis paragraph persuasif.
2.    Sumbangan pemikiran bagi guru demi meningkatkan kompetensi berbahasa tulis SMA Negeri 1 Lasolo.
3.    Untuk meningkatkan kualitas siswa dalam mengarang sehingga siswa dapat memperluas wawasannya baik secara teoritis maupun mengenai fakta-fakta yang diperolehnya.
4.    Bahan acuan bagi peneliti selanjutnya yang relevan dengan penelitian ini.

1.3    Batasan Operasional
Batasan operasional yang dikemukakan sehubungan dengan judul penelitian ini sebagai berikut.
1.    Kemampuan yaitu kesanggupan atau kecakapan siswa kelas X SMA Negeri 1 Lasolo menulis paragraph persuasif yang ditujukan dengan nilai kemampuan yang diperolehnya dalam menulis paragraph persuasif.
2.    Menulis yaitu keseluruhan rangkaian kegiatan siswa kelas X SMA Negeri 1 Lasolo dalam mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis kepada pembaca dan dipahami tepat seperti yang dimaksudkan dalam karangan mereka.
3.    Paragraf persuasif adalah bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mampu berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya.
Kemampuan menulis paragraph persuasif adalah kemampuan siswa dalam menyusun karangan yang bertujuan agar pembaca mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginannya.












Tugas


PENELITIAN BAHASA

(KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LASOLO)



OLEH
ARMANTO
A1D3 09 179


JURUSAN  PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012

WACANA



TOPIK, TEMA , JUDUL.

,WACANA
Bukti kesuksesan artis yang menang dibeberapa pemilihan kepala daerah (pilkada) atau “aman” menjadi anggota DPRD mungkin daya tarik baru bagi artis lainya saat ini. Oleh karena itu, baik artis maupun partai politik terlihat saling membutuhkan untuk menaikan popularitas. Andai kata, hampir semua partai besar dipastikan mengusung nama-nama artis beken dalam daftra calon legislatifenya. Tak sebatas artis, tetapi juga MC, penyanyi, hingga pelawak. Akan tetapi dalam sebuah survey terlihat bahwa masyarakat tidak terlalu berharap dimasa depan para artis makin dominan dalam politik. Bahkan, sebagian besar cenderung tidak setuju jika dimasa mendatang masih banyak artis yang menjadi anggota legislatif.
Analis wacana
Topic
Dari wacana diatas yang menjadi topiknya adalah anggota DPR mejadi daya tarik baru bagi artis,
Tema
Dari wacana diatas yang menjadi tema yang  adalah  artis makin dominan dalam politik.
Judul
sedangkan judul  pada wacana di atas ke suksesan artis sebagai anggota DPR

Kalimat pertama

Koherensi
Ada pakar  yang mengatakan bahwa koherensi adalah pengaturan secara rapi kenyataan  dan gagasan, fakta dan ide menjadi suatu uraian yang logis sehingga mudah memahami kesan yang dikandungnya (Wohl 1978: 25).
Dalam karya “process and thougt in composition”, frank J.D angelo (1980) telah meneliti serta mendaftarkan aneka sasaran koherensi bagi paragraph.
WACANA
Bukti kesuksesan artis yang menang dibeberapa pemilihan kepala daerah (pilkada) atau “aman” menjadi anggota DPRD mungkin daya tarik baru bagi artis lainya saat ini. Oleh karena itu, baik artis maupun partai politik terlihat saling membutuhkan untuk menaikan popularitas. Andai kata, hampir semua partai besar dipastikan mengusung nama-nama artis beken dalam daftra calon legislatifenya. Tak sebatas artis, tetapi juga MC, penyanyi, hingga pelawak. Akan tetapi dalam sebuah survey terlihat bahwa masyarakat tidak terlalu berharap dimasa depan para artis makin dominan dalam politik. Bahkan, sebagian besar cenderung tidak setuju jika dimasa mendatang masih banyak artis yang menjadi anggota legislatif.
1.      Hubungan makna kondisi wacana di atas ditandai dengan kata andai kata.
Contoh:
Bukti kesuksesan artis yang menang dibeberapa pemilihan kepala daerah (pilkada) atau “aman” menjadi anggota DPRD mungkin daya tarik baru bagi artis lainya saat ini. Andai kata hampir semua partai besar dipastikan mengusung nama-nama artis beken dalam daftra calon legislatifenya

2.      Hubungan kontras wacana di atas ditandai dengan kata akan tetapi.
Contoh:
Tak sebatas artis, tetapi juga MC, penyanyi, hingga pelawak. Akan tetapi dalam sebuah survey terlihat bahwa masyarakat tidak terlalu berharap dimasa depan para artis makin dominan dalam politik
3.      Hubungan intensitas wacana di atas ditandai dengan kata bahkan
Contoh:
Akan tetapi dalam sebuah survey terlihat bahwa masyarakat tidak terlalu berharap dimasa depan para artis makin dominan dalam politik. Bahkan, sebagian besar cenderung tidak setuju jika dimasa mendatang masih banyak artis yang menjadi anggota legislatif.

Penjelasan:
1.      Dalam kalimat 1 dan 2 memiliki hubungan makna kausalitas ditandai dengan kata oleh karena itu.
2.      Dalam kalimat 4 dan 5 memiliki hubungan makna kontras ditandai dengan kata akan tetapi.
3.      Dalam kalimat 5 dan 6 memiliki hubungan makna intensitas ditandai dengan kata bahkan.















WACANA




OLEH:

ARMANTO
A1D3 09 179



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012


wacana


PRONOMINA
1.      Ani, Berta, dan Clara sedang duduk-duduk di beranda depan rumah pak Dadi.
2.      Mereka sedang asyik berbincang-bincang.
3.      Sebenarnya mereka sedabng menanti saya dan Gando, untuk belajar bersama-sama.
4.      Saya tiba dan menyapa mereka.
5.      Dengan ucapan selamat sore.
6.      Gando belum juga tiba.
7.      Mungkin dia terlambat datang karena mobilnya mogok.
8.      Sebentar kemudian dia pun tiba.
9.      “Maaf saya terlambat, tadi kendaraan padat benar di jalan.
10.  “Mungkin kalian sudah jengkel menanti saya! “Ani menjawab dengan tersenyum: “tidak apa-apa, kami memaafkan kamu, Gando: Teman-teman mari kita mulai membicarakan dan mengerjakan pekerjaan rumah kita: pelajaran bahasa Indonesia.
11.  “Kami asyik berdiskusi, dan semua tugas dapat kami selesaikan dengan baik.

SUBTITUSI
1.      Saya dan paman masuk kewarung kopi.
2.      Paman memesan kopi susu.
3.      Saya juga mau satu.
4.      Keinginan kami rupanya sama.
5.      Paman bercita-cita untuk menyekolahkan anak-anaknya keperguruan tinggi agar mereka menjadi sarjana yang berguna bagi keluargadan masyarakat serta memperoleh penghasilan yang cukup.
6.      Oleh karena itu, paman bekerja membanting tulang mencari uang buat biaya anak-anaknya itu.
7.      Saya rasa cita-cita demikian merupakan cita-cita semua orang tua.
8.      Orang tua di kampong kami melakukan hal yang sama demi masa depan anak-anak mereka.
ELIPSIS
1.      Evan dan Geri senang sekali mendaki gunung sebagai sport utama mereka.
2.      Justru Feri dan Ninon sebaliknya; mereka senang memancing.
3.      Setiap hari minggu Feri dan Ninong pergi memancing ke Situ Lembaga.
4.      Mereka membawa perangkat pancing beberapa buaha.
5.      Minggu yang lalu saya meminjam satu.
6.      Siapa yang memperoleh ikan lebih dari dua puluh kilo diberi hadiahsebuah radio transitor oleh pemilik pemancingan itu.
7.      Minggu yang lalu justru Feri pula yang berhasil.

KONJUNGSI
1.      Badan terasa kurang enak, tetapi dia masuk kantor juga karena banyak tugas yang harus diselesaikan dengan segera.
2.      Masuk atau tidak masuk kantor, pekerjaan harus selesai sebab bulan depan akan diadakan serah terima jabatan, baik yang digantikan maupun pengganti harus dipertemukan pada saat itu.
3.      Meskipun misalanya seseorang tidak ingin dipindahkan ketempat lain, tetapi kalau surat keputusan telah dikeluarkan, maka perpindahan harus dilaksanakan selekas mungkin.
4.      Akhirnya dia mengetahui dengan pasti bahwa dia dipindahkan ke kota yang lebih besar dan ramai.
5.      Sesudah membaca surat keputusan itu dia merasa gembira sebab sebelum itu dia menduga bahwa dia akan di pindahkan di kota yang kecil dan terperinci entah di Kalimantan  entah di Irian.